Baca juga: Diusir dari Surga, Adam Diturunkan ke India, Hawa ke Jeddah
Pembangunan dan pemeliharaan Ka’bah sendiri ternyata juga sudah dilakukan oleh para malaikat sebelum Nabi Adam turun ke bumi. Hal ini sebagaimana diriwayatkan al Azraqiy. (Ad Dala-il, 2/45 dan lihat Fat-hul Bariy, 13/144).
Selanjutnya, pembangunan dan pemeliharaan dilakukan Nabi Adam, sebagaimana diriwayatkan al Baihaqiy, dan yang lainnya. (Lihat As Sirah asy Syamiyah, 1/171).
Tahab berikutnya, pembangunan dan pemeliharaan dilakukan oleh anak-anak Nabi Adam, sebagaimana diriwayatkan al Azraqiy dan yang lainnya, dari Wahb bin Munabbih. Dan menurut as Suhailiy, yang membangun adalah Syits bin Adam.
Lalu, pembangunan dan pemeliharaan oleh Nabi Ibrahim dan anaknya Isma’il. Hal ini dijelaskan di dalam al Qur`an dan hadis-hadis.
Baca juga: 5 Wasiat Nabi Adam kepada Putranya Nabi Syith
Hajar Aswad
Kini yang menjadi perbincangan publik Muslim adalah Hajar Aswad. Hal ini menyusul langkah Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci di Arab Saudi mendokumentasikan Hajar Aswad di Ka’bah. Foto situs “Batu Hitam” itu diambil dari jarak sangat dekat dengan teknik fokus panorama bertumpuk.
Gambar yang diambil sangat jelas sehingga orang dapat melihat setiap bagian batu dengan kejelasan yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Lalu bagaimana sejatinya sejarahHajar Aswad? Menurut sebagian riwayat batu ini berasal dari surga yang dibawa oleh Nabi Adam ketika turun ke bumi.
Pada awalnya, Allah memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk membangun Ka’bah (QS Al-Baqarah [2]: 125-128). Ka’bah adalah tempat ibadah pertama yang dibangun di dunia QS Ali Imran [3]: 96-97).
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”.[Ali Imran/3: 96]
Juga sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dzar berkata:
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَوَّلِ مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قُلْتُ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ كَمْ بَيْنَهُمَا قَالَ أَرْبَعُونَ عَامًا
Saya bertanya kepada Rasulullah –Shallallahu ‘alaihi wa sallam- tentang masjid pertama yang dibangun di muka bumi ?, ia menjawab: “Masjidlil haram”. Saya berkata: Lalu setelah itu?, beliau menjawab: “Masjidil Aqsha”. Saya berkata: Berapa tahun jarak dibangunnya antara kedua masjid tersebut ?, beliau menjawab: “40 tahun”.
Baca juga: Menakjubkan, Indahnya Hajar Aswad Dilihat dari Jarak Dekat
Dalam kitab Qishash al-Anbiyaa’ (kisah para Nabi dan Rasul), Ibnu Katsir menjelaskan, saat pembangunan Ka’bah hampir selesai, dan masih terdapat satu ruang kosong untuk menutupi temboknya, Ibrahim berkata kepada anaknya, Ismail AS, untuk mencari batu, agar ruang kosong itu bisa segera tertutupi.
”Pergilah engkau mencari sebuah batu yang bagus untuk aku letakkan di salah satu sudut Ka’bah sebagai penanda bagi manusia,” ujar Nabi Ibrahim.