Jamaah An-Nadziryang bermukim diKelurahan Romang Lompoa, Kecamatan Bontomarannu, KabupatenGowa meyakini 1 Ramadhan 1442 Hijriyah jatuh pada hari Minggu, tanggal 11 April 2021. Penentuan jatuhnya 1 Ramadhan digelar dalam musyawarah yang dihadiri tim 9 di Masjid Baitul Muqaddis An-Nadzir Sabtu (10/4/2021) Sore.
Baca juga: Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadhan Digelar 12 April, Ini 86 Lokasi Rukyatul Hilal
Ketua Tim 9, Samiruddin Pademmui mengatakan, dari musyawarah tersebut, pihaknya menetapkan 1 Ramadhan jatuh pada 11 April 2021. Tim 9 sendiri merupakan tim pemantau bulan.
Dimana kesembilan orang ini masing-masing telah menyampaikan hasil pantauan mereka terkait tanda-tanda masuknya 1 Ramadhan.
“Alhamdulillah kita telah mengambil satu kesimpulan dan mengambil satu ketetapan tanggal 11 April hari Ahad, An Nadzir puasa dengan niat menyambut datangnya Ramadan 1442 Hijriah,” ungkap Ustad Samiruddin yang ditemui pascamelaksanakan musyawarah, Sabtu (10/4/2021)
Baca juga: Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan 1442 H Jatuh Pada 13 April 2021
Pihaknya menjelaskan, ada sejumlah parameter yang menjadi acuan. Di antaranya, tetap mengacu pada dalil-dalil, Alquran dan hadis, berdasarkan Ilmu Alquran.
Kemudian yang paling penting bahwa dalam memantau bulan ini, senantiasa terlebih dulu menentukan purnama 14, 15, 16. Dari situlah kemudian melakukan star sampai kemudian menentukan tiga hari terakhir pada 27,28,29.
“Lalu dipadukan dengan fenomena alam dan tanda terakhir itu biasanya pasang puncak air laut atau kondak sebagai tanda terakhir pergantian bulan,” beber Pimpinan Jamaah An Nadzir Gowa ini.
Baca juga: Masih Pandemi Covid-19, Salat Tarawih Bisa Dibagi Dua Shift
Ustad Samiruddin juga mengatakan, penentuan 1 Ramadan berdasarkan pantauan panitia 9 terkait sejumlah fenomena-fenomena alam.Biasanya, secara alami dan Sunnatullah itu ketika hujan, angin kencang, ada guntur dan ada kilat dan yang terakhir itu adanya pasang puncak air laut.
“Mengapa terjadi, karena pada saat itu antara bumi, matahari dan bulan berada pada garis horizontal sehingga terjadi gaya gravitasi yang menghasilkan pasang air laut atau kondak itu,” tandasnya.
(nic)