Habib Quraisy mengatakan bahwa almarhum adalah sosok muda yang saleh, ceria, optimistis, dermawan dan baik hati. “Mudah-mudahan Allah melipatgandakan kebaikan Al-Habib Abdillah Bin Gasim Baharun dan mengumpulkannya bersama Kakeknya tercinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,” kata Habib Quraisy lewat media sosialnya.
Salah satu bentuk doa dan kesaksian kita kepada orang sholeh setelah wafatnya, yaitu mengucapkan: “ASYHADU ANNAHU MIN AHLIL KHAYR (Aku bersaksi Bahwa beliau termasuk orang yang baik).”
Kalimat kesaksian itu bisa diucapkan kepada siapapun arwah yang kita yakini kesalehannya. Kematian adalah sebuah kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Kenyataan itu faktual dalam kehidupan. Para Nabi kekasih Allah juga mengalami kematian, walau namanya tidak pernah mati. Pendek kata, kematian itu pasti adanya.
Allah Ta’ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran: 185)
Kematian adalah pintu dan setiap manusia pasti akan memasukinya. Kematian bukan karena usia lanjut, sakit, kecelakaan atau sebab-sebab biologis lainnya, tetapi kematian adalah ketetapan Allah Ta’ala yang datang tepat pada waktunya, kehadirannya tidak dapat dimajukan satu detikpun dan tidak dapat pula ditunda sesaatpun.
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ