Setelah Malaikat Israfil meniup Sangkakala sebanyak dua kali untuk mematikan seluruh manusia dan membangkitkannya dalam kubur. Tiupan pertama membuat bumi tergoncang hebat dan manusia bagaikan orang mabuk sehingga ibu yang mengandung pun kandungannya gugur dan yang menyusui lupa terhadap bayinya.
Baca Juga: Dahsyatnya Hari Kiamat (1): Malaikat Maut Menjerit Saat Mencabut Nyawanya Sendiri
Malaikat Maut terakhir kali mencabut nyawanya sendiri. Ketika Malaikat Maut mencabut rohnya, ia menjerit yang andaikata waktu itu makhluk lain masih hidup niscaya mereka akan mati karena jeritan Malaikat Maut itu. Lalu Allah menyuruh Israfil meletakkan sangkakala di mulutnya, lalu menyuruh Israfil meniupnya untuk membangkitkan manusia. Maka keluarlah roh-roh bagaikan lebah telah memenuhi angkasa antara langit dan bumi.
Setelah manusia digiring ke Padang Mahsyar dalam keadaan telanjang bulat, mereka panik dan sibuk mencari pertolongan. Mereka menangis sampai habis air mata, dan mengeluarkan darah dan peluh sehingga membanjiri mulut mereka. Kemudian turunlah Malaikat dari tujuh lapis langit.
Orang-orang ketika mengarahkan pandangannya ke langit, berdiri selama 40 tahun tidak makan, tidak minum. Mereka sibuk mencari pertolongan dan syafa’at para Nabi.
Abu Ja’far meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibnu Abbas berkata: Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda: “Tidak ada seorang Nabi melainkan ia mempunyai doa yang mustajab, dan semuanya sudah menggunakan doa itu di dunia, sedangkan aku masih menyimpan doa sebagai syafa’at bagi ummatku pada hari Kiamat. Ingatlah bahwa akulah pemimpin/penghulu (Sayyid) dari semua anak Adam dan tidak sombong, dan aku yang pertama kali bangkit dari bumi, juga bukan karena bangga, dan panji pujian (Al-Hamd) ada di tanganku pada hari Kiamat yang di bawahnya ada Adam dan anak cucunya, juga tidak bangga dengan itu.
Pada Hari Kiamat, kesukaran dan kerisauan manusia akan bertambah dahsyat sehingga mereka datang kepada Nabi Adam ‘alahissalam dan berkta: “Hai Abul Basyar (ayah dari semua manusia), berikanlah syafa’atmu (pertolonganmu) bagi kami dengan minta Tuhan, supaya segera menyelesaikan kami ini.
Nabi Adam menjawab: “Itu bukan bagian saya, saya telah diusir keluar dari surga karena dosaku, dan kini aku tidak memikirkan sesuatu kecuali diriku sendiri, lebih baik kamu pergi kepada Nuh ‘alahissalam karena ia sebagai Nabi yang pertama.