Baca juga: Qustul Hindi, Obat Herbal Covid-19 yang Bersumber dari Hadis Nabi
Pertanyaan pemuda itu pun dijawab dengan membawakan hadis Abu Hurairah ra tentangnya. Pemuda itu mengatakan dengan nada mencela, ‘Abu Hurairah tidak diterima hadisnya!’
Belum selesai ucapannya, kemudian ada ular besar yang jatuh dari atap masjid. Orang-orang pun berlarian ketakutan. Ular tersebut mengejar pemuda tadi yang sedang berlari. Dikatakan kepadanya, ‘Taubatlah! Taubatlah!’ Pemuda itu mengatakan, ‘Saya bertaubat.’ Akhirnya, ular itu pun hilang tiada membawa bekas.”
Imam Dzahabi berkomentar, “Sanadnya para tokoh imam. Abu Hurairah ra merupakan sosok sahabat yang sangat kuat hafalannya terhadap hadits Nabi SAW secara huruf per huruf dan beliau telah menyampaikan hadis tentang ‘al-Musharrah’ secara lafalnya. Maka wajib bagi kita untuk mengamalkannya. Inilah pokok masalah.” (Lihat Siyar A’lam an-Nubala’ 1/618–619. Lihat pula al-Bidayah wan Nihayah 16/199 oleh Ibnu Katsir)
Baca juga: Pakistan Hukum Mati 3 Orang atas Tuduhan Menghina Nabi Muhammad
Masuk Dubur
Sementara, Imam Muhammad bin Isma’il menyebutkan dalam kitabnya, Syarh Shahih Muslim, “Saya mendengar dalam sebagian hikayat bahwa ada sebagian ahli bid’ah ketika mendengar sabda Nabi SAW:
إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلاَ يَغْمِسْ يَدَهُ فِى الإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلاَثًا فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ
‘Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya maka janganlah dia memasukkan tangannya ke bejana sehingga dia mencucinya terlebih dahulu, sebab dia tidak tahu di mana tangannya bermalam.’ (HR. Muslim: 103)