Baca juga: Rezeki Terasa Sempit? Bisa Jadi 5 Perkara Ini Penyebabnya
Dalam sebuah hadis qudsi, Allah Ta’ala berfirman, “Jika Allah Ta’ala mencintai seorang hamba maka Allah akan memanggil Jibril dan berfirman, ‘Wahai Jibril! Sesungguhnya aku mencintai si fulan maka cintailah dia.’ Lalu Jibril menyuruh kepada penghuni langit, ‘Wahai penghuni langit, sesungguhnya Allah mencintai si fulan maka cintailah dia.’ Lalu penghuni langit pun mencintainya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Demikian juga Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sayangilah yang ada di bumi niscaya yang ada di langit akan menyayangimu.” (HR. Thabrani).
Baca juga: Larangan Memotong Rambut dan Kuku Saat Haid, Benarkah?
Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid KH Abdullah Gymanstiar dalam tausiyahnya menjelaskan, ketawadhuan adalah sifat yang disenangi oleh Allah dan Rasul-Nya. Sedang jika Allah sudah menyenangi hamba-Nya, maka penghuni langit dan bumi pun akan menyenanginya juga. Ketawadhuan itu sifat yang memancarkan ketenangan , keteduhan, kenyamanan, dan keamanan bagi orang lain. Karena orang yang tawadhu cenderung memiliki sopan santun dan keramahan yang tulus; tidak dibuat-buat.
Sifat yang demikian sangatlah mengundang kedekatan hati dan rasa persaudaraan bagi sesama. Jika rasa persaudaraan sudah terjalin di antara manusia maka betapa indah, aman, dan nyamannya hidup ini. Kerendahan hati akan merekatkan ukhuwah dengan sesama muslim dan mendekatkan kita dengan segala lapisan masyarakat pada umumnya.
Baca juga: Apakah Amal Kita Diterima Allah SWT? Kenali Tanda-tandanya
Keuntungan dari sifat tawadhu tidak hanya sampai di sana, karena ternyata sikap persaudaraan dan persatuan adalah hal yang juga disukai oleh Allah. Dia Allah berfirman: