Tahajud berasal dari kata “Tahajjada” yang berarti bangun dari tidur.Inilah sholat malam yang dikerjakan setelah Isya hingga terbit Fajar atau menjelang Subuh. Syaratnya harus dikerjakan setelah tidur, walaupun tidurnya hanya sebentar.
Baca Juga: Alhamdulillah! Ini Manfaat Salat Tahajud dalam Perspektif Medis
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“Dan pada sebagian malam hari bersalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (QS Al-Isra’: 79)
Keistimewaan 40 Hari
Sholat Tahajud bagi sebagian orang mungkin terasa berat, namun jika dikerjakan secara istiqomah (terus menerus) akan mendatangkan banyak kebaikan dan kemuliaan.
Lalu, apa kaitan Sholat Tahajud dengan waktu 40 hari? Sebenarnya sholat Tahajud tidak harus dikerjakan selama 40 hari. Para ulama dan salafussaleh terdahulu tidak pernah melewatkan malamnya kecuali mereka mendirikan sholat malam (qiyamullail).
Untuk diketahui, angka 40 merupakan bilangan yang menunjukkan kematangan baik agama maupun hal lainnya. Melihat proses penciptaan manusia, bahwa ia diciptakan dalam 3 fase yaitu: fase nutfah selama 40 hari, fase alaqah selama 40 hari dan fase mudgah selama 40 hari. Kemudian Allah memerintahkan Malaikat meniupkan ruh padanya.
Waktu 40 hari adalah lamanya sebuah proses yang dibutuhkan untuk mencapai sebuah kematangan. Angka 40 juga dapat dikaitkan dengan-pengangkatan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم sebagai utusan Allah (Rasul) pada usia 40 tahun.
Imam as-Syaukani rahimahullah berkata, “Para ahli tafsir berkata bahwa Allah Ta’ala tidak mengutus seorang Nabi kecuali jika telah mencapai umur 40 tahun.” (Tafsir Fathul Qadir: 5/18)