Dekan Perikanan dan Kelautan Universitas Padjadjaran (Unpad), Yudi Nurul Ihsan, meyakini bahwa beberapa ayat di dalam Surat Ar-Rahman sejatinya merujuk kepada Indonesia.Allah SWT berfirman:
رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْن
“Tuhan (yang memelihara) dua timur dan Tuhan (yang memelihara) dua barat.” ( QS al-Rahman : 17).
Baca juga: Tadabur Surah Ar-Rahman dan Keutamaannya
Merujuk kepada penjelasan tafsir, dua timur diartikan sebagai dua kali matahari terbit dan dua barat diartikan sebagai dua kali matahari terbenam. “Dari perspektif ilmu bumi, makna ayat ini adalah daerah yang memiliki dua musim atau daerah tropis yang berada di sepanjang garis ekuator,” ujar Yudi dalam Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah bertajuk ‘Menjaga Kedaulatan NKRI’, Kamis (21/4/2022), pekan lalu.
Akan tetapi, menurut dia, dari seluruh negara di sepanjang garis ekuator, hanya Indonesia saja yang menjadi titik pertemuan dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Hal inilah yang menambah keyakinan Yudi bahwa Ar-Rahman merujuk wilayah Indonesia sebagaimana ayat 19-20 Surah Ar Rahman yang artinya, “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.”
Menurut ilmu sains, dua samudera itu membawa arus yang bertemu di wilayah Indonesia yang mana dalam pergerakannya, arus itu membawa mineral, ikan-ikan, dan kekayaan alam. Konsekuensi keadaan ini, sesuai dengan ayat selanjutnya, (ayat ke-22) yang artinya, “Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.”
Indonesia, nyatanya juga memiliki Selat Malaka, yaitu selat terpadat di dunia. Kapal angkut dan kontainer yang menjulang tinggi karena banyaknya muatan senantiasa berlalu-lalang di selat ini.
Menurut Yudi, keadaan ini seperti dalam Surat Ar-Rahman ayat ke-24 yang artinya, ”Dan kepunyaan-Nya lah bahtera-bahtera yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung.”
“Maka negara ini akan sangat kaya dengan sumber daya mineral, sumberdaya ikannya, kandungan mineralnya dan tidak ada satu pun negara yang memiliki potensi besar seperti sumber daya alam negara yang kita miliki,” tutur Yudi sebagaimana dilansir laman resmi Muhammadiyah.
Baca juga: Jangan Tinggalkan Surah Ar-Rahman, Ini Keutamaannya
Dua Tempat Terbit
Yudi boleh saja menafsirkan hal seperti itu. Menafsirkan surat al-Rahman ayat 17, Wahbah al-Zuhaili dalam al-Tafsir al-Wasith mengatakan dua tempat terbit dan terbenam pada ayat tersebut adalah tempat terbit dan terbenam pada musim panas dan hujan yang berarti Allah menjaga, mengatur dan memelihara matahari sehingga terjadi empat musim di bumi yaitu semi, panas, gugur dan dingin serta terjadi beberapa iklim seperti iklim sedang, dingin, tropis dan subtropis.
Imam al-Baidhawi dalam kitab tafsirnya menyampaikan: “Dari ayat di atas terdapat berbagai manfaat dan faidah yang tidak terhitung seperti muncul iklim tropis, pergantian musim dan terjadinya berbagai hal pada tiap musim serta lain sebagainya.”
Sementara itu, dalam diskursus tafsir modern surat Al-Rahman ayat 19-21 memang dimasukkan dalam objek ‘tafsir ilmi’ sebuah corak penafsiran yang fokus pada pembahasan tentang isyarat-isyarat ilmiah yang ada dalam al-Quran.
Corak tafsir ini meniscayakan bahwa jauh sebelum teori-teori ilmiah mutakhir ditemukan, al-Quran telah memberikan sebuah isyarat mengenai hal itu. Salah satu contohnya adalah terkait dengan pertemuan dua arus laut tersebut.
Allah SWT berfirman:
مَرَجَ الْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ (19) بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَا يَبْغِيَانِ (20) فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
“Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu. Di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” ( QS Al-Rahman :19-21)
#Beberapa #Ayat #dalam #Surat #ArRahman #Merujuk #Indonesia #Ini #Penjelasan #Pakar #Perikanan