Siapa yang tidak mengenal lagu Marhaban ya Ramadhan yang dibawakan oleh penyanyi religi,
Haddad Alwi? Lagu yang telah eksis sejak tahun 2000-an ini begitu akrab di telinga masyarakat Indonesia akan masuk atau ketika bulan Ramadhan. Ada salah satu liriknya yang berbunyi: “Selamat datang Ramadhan, bulan penuh ampunan.” Dan memang demikianlah bulan Ramadhan, di mana Allah mengobral Ampunan-Nya bagi para hamba-Nya.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra., Rasulullah SAW bersabda yang artinya: ”Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan ikhlas karena Allah, maka Allah mengampuni dosa-dosanya di masa lampau.” (Al-Bukhari, al-Jami’ as-Shahih, Hadis ke-1901)
Bahkan, tidak hanya mereka yang masih hidup yang kecipratan berkah bulan Ramadhan, mereka yang berada di alam kubur pun mendapatkan ‘dispensasi` selama bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadis riwayat Anas bin Malik Ra. Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Sesungguhnya orang yang telah meninggal dibebaskan dari azab kubur pada bulan Ramadhan.”
Dalam Q.s. Ali Imran [3] ayat 133, Allah berfirman yang artinya:
“Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (Terjemah Kemenag, 2019)
Menurut Syekh Wahbah az-Zuhaili, bersegera menuju ampunan Allah yang disebutkan lebih dulu sebelum bersegera menuju surga Allah mengandung makna bahwa membersihkan diri dari perbuatan tercela (takhalli) lebih didahulukan sebelum menghiasi diri dengan perbuatan terpuji (tahalli), karena seseorang yang belum menyucikan dirinya dari dosa-dosa tidak berhak untuk masuk surga. (Al-Zuhaili, Tafsir al-Munir, Jil. 2, h. 416)
Lalu bagaimana cara untuk bersegera menuju ampunan Allah SWT? Imam Al-Qusyairi (w. 465 H) dalam kitab tafsirnya mengatakan: “Para ahli ibadah bersegera menuju ampunan Allah dengan menjalankan ketaatan kepada Allah, para ahli ma’rifah bersegera dengan hasratnya dalam mendekatkan diri kepada Allah, dan para ahli maksiat bersegera dengan menyesali berbagai perbuatan buruk yang pernah dilakukan.” (Al-Qusyairi, Lata`if al-Isyarat, Jil. 1, h. 171)
Berdasarkan penjelasan dari Al-Qusyairi tersebut, nampak bahwa untuk menuju kepada ampunan Allah, tidak hanya ada satu jalan yang dapat ditempuh. Misalnya, jalan yang ditempuh oleh seorang ahli ibadah, yakni dengan menaati segala perintah dan menjauhi segala larangannya. Hal ini senada dengan sebuah hadis yang artinya:
“Bertakwalah kepada Allah di manapun kamu berada, dan sertailah perbuatan tercela dengan perbuatan baik agar perbuatan baik itu menghapus (dosa) perbuatan tercela itu”
Setiap orang pasti pernah berbuat khilaf, namun yang jelas ampunan Allah selalu terbuka bagi siapapun yang mau berusaha untuk memperolehnya. Allah berfirman dalam Q.s. Al-A’raf [7] ayat 156, yang artinya:
“…(Allah) berfirman, “Siksa-Ku akan Aku timpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa dan menunaikan zakat serta bagi orang-orang yang beriman pada ayat-ayat Kami.” (Terjemah Kemenag, 2019)
Oleh karena itu, semoga kita semua bisa memaksimalkan bulan Ramadhan di tahun ini, dengan harapan kita semua mempu meraih maghfirah-Nya. Wallahu A’lam.