Ustaz HM Asroi Saputra Dai yang juga Kepala KUA Padangsidimpuan UtaraPuasa menurut bahasa adalah menahan diri dari sesuatu, baik makan dan minum ataupun berbicara. Sedangkan menurut istilah adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkannya, mulai dari terbitya fajar shadiq atau sebelum masuknya waktu Subuh hingga terbenamnya matahari (masuknya waktu Naghrib).
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah ayat 183)
Dalam melaksanakan ibadah puasa, hal paling penting diperhatikan adalah niat. Berikut hal-hal yang perlu dihadirkan ketika berniat puasa:
1. Puasa Wajib
– Bermaksud berpuasa
– Meyakini kefardhuannya (bahwa puasa yang akan dilakukan adalah wajib)
– Menentukan jenis puasanya.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Artinya: “Aku berniat puasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah ta’ala.”
Untuk puasa Ramadhan maka niatnya harus dilakukan sebelum terbit fajar shadiq (fajar yang sesugguhnya) atau sebelum masuk waktu subuh. Semua niat dalam ibadah dilakukan pada awal memulai ibadah tersebut, kecuali puasa yang niatnya dilakukan pada malam harinya sebelum fajar shadiq terbit.
2. Puasa Sunnah
– Bermaksud berpuasa
– Menyebut puasa yang akan dilakukan. Misalnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
Artinya: “Saya niat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah Ta’ala.”
Untuk puasa sunnah, tidak diwajibkan berniat pada malam harinya, akan tetapi boleh berniat di pagi hari dengan dua syarat, yaitu belum tergelincirnya matahari, dan belum melakukan sesuatu yang membatalkan puasa, seperti makan dan minum.