Hafshah binti Sirin, Sosok Muslimah yang Gemar Mengingat Kematian – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Hafshah binti Sirin, Sosok Muslimah yang Gemar Mengingat Kematian

Published

on

Hafshah binti Sirin, Sosok Muslimah yang Gemar Mengingat Kematian




loading…

Kisah keteladanan dari cerminan sosok yang selalu mengingat kematian , bisa diambil dari sosok shahabiyat, yakni Hafshah binti Sirin. Muslimah yang dikenal sebagai tabi’in ahli ibadah. Selain itu, kemampuannya untuk mendalami Al Qur’an serta peka akan permasalahan membuat Hafshah dinilai juga sebagai ahli fiqih dan sering kali dimintai pendapat. Hafshah adalah putri dari pasangan Sirin dan Shafiyah yang menikah saat Islam sudah berkembang di Madinah. Hafshah pun lahir pada masa kekhalifahan Ustman bin Affan, tepatnya pada tahun 31 Hijriyah. Kelahiran Hafshah pun diikuti oleh saudara-saudaranya, Muhammad, Yahya, Karimah, dan Ummu Sulaim. Adik Hafshah, Muhammad bin Sirin, juga dikenal sebagai salah satu ahli fiqih dan ahli tafsir.

Baca juga: Mengingat Mati adalah Ibadah yang Mendapat Pahala

Semenjak kecil, Hafshah memang gemar menuntut ilmu . Dia berusaha menggali ilmu dari para shahabat dan shahabiyat, termasuk dari Anas bin Malik. Hafshah bahkan sudah mampu menghafal Al-Qur’an saat usia 12 tahun. Kemampuannya tersebut juga yang membawa Hafshah menjadi salah satu tabi’in perempuan yang dimuliakan pada masa itu. Hafshah binti Sirin selalu mengisi hidupnya dengan ibadah, kehormatan , kemuliaan dan kebaikan. Ia berusaha sekuat mungkin menggunakan waktunya untuk beribadah.

Seorang bernama Mahdi bin Maimun berkata, “Hafshah binti Sirin tinggal selama 30 tahun tidak keluar dari tempat salatnya kecuali untuk menemui seseorang atau untuk menunaikan suatu keperluan.”

Diriwiayatkan, bahwa Hafshah memiliki tempat khusus yakni sebuah musala di dekat rumahnya. Ia akan masuk ke mushala itu untuk melaksanakan shalat dzuhur dan tidak keluar lagi hingga ia mengerjakan shalat Subuh esok harinya. Biasanya seusai shalat Subuh, Hafshah tidak akan langsung meninggalkan mushala. Ia akan mengerjakan salat Dhuha baru kemudian keluar dan menyelesaikan urusannya. Ketika masuk waktu Zuhur, Hafshah akan kembali lagi ke mushala itu. Menurut sebuah riwayat, hal tersebut hampir tak pernah ia tinggalkan selama 30 tahun.

Selalu Menyimpan Kain Kafan

Tak hanya shalat, Hafshah juga merupakan sosok yang rutin berpuasa. Diriwayatkan bahwa dirinya berpuasa setahun penuh kecuali pada hari-hari yang diharamkan berpuasa. Hafshah juga selalu menghidupi malam-malamnya dengan membaca setidaknya setengah Al Qur’an. Selain beribadah, Hafshah telah menyiapkan kain kafan untuknya. Kain tersebut akan dipakai saat dirinya menunaikan haji atau berihram. Hafshah juga akan memakai kain tersebut pada saat beribadah di 10 hari terakhir Ramadhan.

Hal tersebut dilakukan salah satunya untuk mengingat kematian yang bisa datang kapan saja. Dengan mengingat kematian. Sehingga ia dapat dengan tulus mengharap ampunan dan ridha Allah. Dikisahkan pula bahwa Hafshah pernah membeli seorang budak perempuan. Budak perempuan itu dimintai pendapat mengenai Hafshah. “Ia adalah wanita saleha, ia merasa memiliki dosa yang besar, maka di seluruh malamnya ia menangis dan salat,” begitu pengakuan budak tersebut. Selain dikenal akan ahli ibadah, Hafshah juga merupakan sosok yang pintar dan sering kali dimintai pendapat mengenai sebuah permasalahan.

Baca juga: Tempat Istimewa dan Keutamaan Ibu Menyusui dalam Islam



Sumber Berita kalam.sindonews.com

#Hafshah #binti #Sirin #Sosok #Muslimah #yang #Gemar #Mengingat #Kematian

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved