Kemuliaan Bulan Rajab dalam Kasidah Habib Umar bin Hafidz – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Kemuliaan Bulan Rajab dalam Kasidah Habib Umar bin Hafidz

Published

on

Kemuliaan Bulan Rajab dalam Kasidah Habib Umar bin Hafidz


Kemuliaan Bulan Rajab dalam Kasidah Habib Umar bin Hafidz

BagyaNews.comBulan Rajab adalah bulan yang mulia. Habib Umar bin Hafidz mendiskripsikan dan menyebutkan kemuliaan bulan Rajab dalam sebuah kasidah yang beliau susun dengan bahasa yang indah

Di dalam Islam, kita mengenal istilah tahun Hijriyah. Berbeda dengan Masehi yang dihitung berdasarkan revolusi bumi mengelilingi matahari, Hijriyah dihitung berdasarkan revolusi bulan mengelilingi bumi. Sebab itulah kalender Hijriyah ada juga yang menyebutnya dengan istilah Komariah. Yang diambil dari kata Qomarun yang berarti bulan. Dalam kalender Hijriyah atau Komariah ini, terdapat beberapa bulan yang memiliki derajat mulia. Sebut saja di antaranya bulan Ramadan, dan dua bulan sebelum Ramadan, yaitu Rajab dan Syakban.

Pada tulisan kali ini, akan dibahas seputar bulan Rajab. Yaitu bulan yang di dalam sejarah penamaannya diambil dari kata rajaba. Kata rajaba di dalam bahasa Arab memiliki beberapa makna, yang pertama adalah makna berhenti atau larangan. Dikatakan dahulu kala bangsa Arab dikenal sebagai bangsa yang memiliki kebiasaan berperang antara satu kabilah dengan kabilah ini. Saat memasuki Rajab, mereka semua sepakat untuk berhenti berperang, karena mereka meyakini pada bulan ini peperangan dilarang. Selain itu, kata rajaba juga memiliki arti lain yaitu ‘udzhmah. Yang artinya adalah mulia. Bulan ini diyakini sebagai bulan mulia yang penuh akan keistimewaan, diantara keistimewaannya adalah Nabi Muhammad melakukan isra mi’raj pada bulan Rajab ini.

Selain yang disebutkan tadi, masih banyak lagi kemuliaan-kemuliaan lain dari bulan Rajab. Yang semua itu bisa dibaca dari kitab-kitab Ulama klasik maupun kontemporer. Contohnya seperti kitab Kunuz al-Dzahab fi Fadhoil Syahr Rajab karya Abu Bakar Muhyidin Assyafi’i dan Tabyin al-‘Ajab bima Warada fi Syahr Rajab karya Ibnu Hajar al-Asqalani. Para ulama juga banyak yang menganjurkan untuk senantiasa beramal baik di dalam bulan Rajab yang mulia ini. Mulai dari memperbanyak istighraf, bershalawat, berpuasa, dan amal-amal baik lainnya.

Habib Umar bin Hafidz, salah satu alim ulama Yaman yang terkemuka. Beliau juga sangat memuliakan akan keagungan bulan yang satu ini. Salah satu bukti dari bentuk beliau memuliakan bulan ini adalah kasidah yang khusus beliau tulis tentang bulan Rajab. Kasidah ini mungkin masih jarang yang mendengar dan mengetahuinya. Tapi bagi para santri Darul Musthafa, kasidah ini sudah tidak asing lagi. Karena setiap memasuki bulan Rajab, di sana senantiasa dibacakan kasidah ini.

Kasidah tentang bulan Rajab yang ditulis oleh Habib Umar berisikan segala bentuk kebaikan bulan Rajab dan harapan dengan doa-doa. Kasidah ini tidak terlalu panjang, terdiri dari 10 bait. Dengan bahasa yang cukup sederhana namun memiliki kesan yang bermakna. Penulis sendiri sebenarnya belum mengetahui apakah kasidah ini termaktub dalam salah satu karya beliau atau tidak. Yang jelas penulis menemukan informasi jika kasidah ini memang karya Habib Umar bin Hafidz yang menurut informasi beliau tulis saat beliau masih muda.

Pada kesempatan kali ini, mungkin tidak ditampilkan kasidah versi lengkapnya. Namun hanya akan sedikit penulis tampilkan beberapa potongan baitnya saja. Pertama diawali bait pertama dari kasidah yang berbunyi;

في رجبْ كمْ عجائبْ كم مواهب و كم جُودْ #عرجَ المصطفى به خيرِ حامد و محمود

Betapa banyaknya keajaiban, anugerah, serta kedermawanan pada bulan Rajab. Yang mana pada bulan itu pula nabi Muhammad, sebaik-baiknya pemuji yang terpuji dinaikan (isra mi’raj)

Di dalam bait tadi disebutkan, bahwa di bulan Rajab betapa melimpahnya keajaiban-keajaiban. Mungkin yang paling hebatnya adalah peristiwa isra’ mi’rajnya Nabi, yang disebutkan di kalimat sesudahnya. Selain itu di bulan ini juga betapa dermawannya Allah memberikan banyak anugerah dan pahala, bagi mereka para hamba-Nya yang mau mengisi bulan ini dengan amal-amal sholeh. Oelh karenanya jangan kita sia-siakan momen yang berharga ini.

Selanjutnya pada bait yang ke enam, tujuh, dan delapan berbunyi;

و اجعل الكلّ منّا في أحبّته معدود  # نتلقى بوصله در في الودّ منضود
يُصبح الكل منّا لك و للطهر مودود# في معاني سمتْ عن حدّ للفهم محدود

هب لنا مَنّ في ذا الشهر يا واسع الجود #نتصل بك و بٱحمد خير حامد و محمود

Jadikanlah semua dari kita termasuk golongan yang dicintaianya. Kita kelak akan berkumpul sebab ikatannya dalam cinta yang berkobar

Segala yang kini kami punya adalah milikmu, dan cinta yang suci tiada mampu dipaham dalam makna-makna kalimat

Curahkanlah pada kami anugerahmu di bulan ini wahai pemiliki luasnya kedermawanan. Kami bertawasul kepada-Mu dan Nabi-Mu Muhammad sang sebaik-baiknya pemuji yang terpuji

Di dalam ketiga bait ini berisikan doa dan harapan. Yang mana, pada intinya beraharap agar kita dianugerahi rasa cinta, cinta kepada Nabi. Dan kelak dengan wasilah cinta yang secinta-cintanya ini kepada Nabi, semoga kita mendapat syafaat dari beliau, dan pada akhirnya dipertemukan di Surga. Aamiin

Dan pada bait selanjutnya, berisikan doa yang khusus diminta pada bulan ini dengan menyebutkan fi dza al-syahr. Ini merupakan bentuk takhsis yang mungkin bisa dikatakan sebagai bentuk dari memuliakan bulan Rajab. Meminta dan berdoa dengan bertawasul kepada Nabi supaya dilimpakan segala bentuk anugerah dan dikabulkan segala hajat yang diinginkan. Wallahu A’lam.

Jika ingin membaca kasidah versi lengkapnya, bisa lihat di sini



Sumber Berita harakah.id

#Kemuliaan #Bulan #Rajab #dalam #Kasidah #Habib #Umar #bin #Hafidz

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved