Suatu ketika Abu Nawas diminta istrinya mengantar itik panggang kepada Baginda Harun Ar-Rasyid . Abu Nawas agak keberatan, soalnya dia sendiri makan tanpa lauk yang memadai. “Sudahlah, agar Baginda makin sayang sama Abu,” bujuk istrinya.
Abu Nawas pun mengalah. Dengan berat hati ia menenteng bungkusan itik panggang yang menggoda itu. Diam-diam Abu Nawas tak tahan juga. “Ah, biar saja kuambil paha yang satu itu,” pikir Abu Nawas sembari mematahkan kaki itik tersebut. Tanpa pikir panjang Abu Nawas pun memakannya.
Baca juga: Baginda Meminta Abu Nawas Mengajari Keledai Membaca
Akhirnya Abu Nawas sampai juga ke istana dengan membawa itik panggang berkaki satu menghadap Baginda.
Abu Nawas disambut Baginda dengan ramah. Rupanya, pada saat Abu Nawas datang, baginda juga sedang makan. “Apa yang kamu bawa Abu?” tanya Baginda melihat Abu Nawas menenteng sesuatu.
Tanpa banyak cakap Abu Nawas menyerahkan bawaannya kepada Baginda. “Hemm… itik panggang,” guman Baginda tersenyum cerah.
Belum lagi menikmati itik panggang hadiah dari Abu Nawas, Baginda terdiam beberapa saat ketika mendapati itik panggang yang hanya berkaki satu. “Mengapa itik panggang ini hanya berkaki satu, Abu?”
“Memang di negeri ini itik-itik hanya memiliki satu kaki. Kalau Baginda tidak percaya, cobalah lihat di kolam,” jawab Abu Nawas enteng.
Mereka berdua pun berjalan menuju kolam. Di sana, banyak itik berendam sambil mengangkat sebuah kakinya, sehingga tampak hanya berkaki satu.
“Lihatlah,” kata Abu Nawas cengengesan, “Di sini itik hanya berkaki satu,” lanjutnya sembari jarinya menunjuk gerombolan itik di kolam.