Syekh Siti Jenar Dibilang Jelmaan Cacing, Ini Faktanya – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Syekh Siti Jenar Dibilang Jelmaan Cacing, Ini Faktanya

Published

on

Syekh Siti Jenar Dibilang Jelmaan Cacing, Ini Faktanya



loading…

Kisah Syekh Siti Jenar cukup melegenda di tengah masyarakat Jawa. Penyebar ajaran manunggaling kawula Gusti ini menjadi tokoh antagonis. Ia dikisahkan dari mulut ke mulut dan menjadi cerita misteri di tengah masyarakat Jawa sebagai jelmaan cacing.

Terlepas siapa yang membuat kisah aneh ini, tak sedikit pengikut Syekh Siti Jenar. Buktinya nama Syekh Siti Jenar tetap melegenda sampai kini. Pada saat orang berkisah tentang Walisongo, maka nama Syekh Siti Jenar ikut disebut-sebut.

Baca juga: Sunan Kudus: Sang Eksekutor Syekh Siti Jenar dan Kebo Kenanga

Sartono Hadisuwarno, dalam bukunya berjudul “Biografi Lengkap Syekh Siti Jenar” mencoba meluruskan cerita rakyat tentang syekh. Dia membantah bahwa Syekh Siti Jenar jelmaan cacing dengan mengutip sebuah literatur klasik.

Wondene kacariyos yen Lemahbang punika asal saking cacing, punika ded, sajatosipun inggih pancen manungsa darah alit kemawon, griya ing Dhusun Lemahban,” tuturnya. Maknanya, “Syekh Siti Jenar sebenarnya adalah seorang manusia (rakyat jelata) yang rumahnya di Dusun Lemahbang”.

Lalu siapa sejatinya, Syekh Siti Jenar itu? Sartono Hadisuwarno memaparkan bahwa Syekh Siti Jenar dikenal dengan nama Syekh Abdul Jalil, Sitibrit, Lemah Abrit, dan Lemah Abang. Dia sebenarnya adalah putra dari seorang ulama di Malaka bernama Syekh Datuk Shaleh bin Syekh Isa Alawi bin Ahmad Syah Jamaludin Husain bin Syekh Abdullah Khannuddin bin Syekh Sayid Abdul Malikal-Gazam.

Syekh Siti Jenar dilahirkan di Cirebon pada sekitar tahun 829 H/1348 C/1426 M, dengan nama kecil Sayyid Hasan Ali al-Husain.

Menurut dia, nama kecil Syekh Siti Jenar –Sayyid Hasan Ali al-Husain– mengandung banyak arti. “Kata Sayyid dalam nama tersebut menunjukkan bahwa Syekh Siti Jenar adalah keturunan Nabi Muhammad SAW dari keluarga Husain. Kata Ali menegaskan bahwa Syekh Siti Jenar memiliki sifat taat. Kemudian, kata al-Husain” menandaskan nama kakek teratas Syekh Siti Jenar,” urainya.

Menurut dia, pada umumnya, ketika orang-orang Persia memiliki anak, mereka memakai nama kakek mereka, baik kakek pertama, kakek kedua, kakek ketiga, kakek keempat, ataupun kakek teratas, untuk dipakai di nama akhir anak-anak mereka.

Hal ini adalah wajar dan memang sudah menjadi tradisi di kalangan orang-orang Persia. Maka dari itu, tak heran bila Syekh Siti Jenar memiliki nama kecil yang berakhiran kata al-Husain, yang merujuk pada nama kakek teratasnya.



Sumber Berita kalam.sindonews.com

#Syekh #Siti #Jenar #Dibilang #Jelmaan #Cacing #Ini #Faktanya

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved