Dua Perempuan Hebat di Arena Muktamar; Catatan Singkat Muktamar – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Dua Perempuan Hebat di Arena Muktamar; Catatan Singkat Muktamar

Published

on

Dua Perempuan Hebat di Arena Muktamar; Catatan Singkat Muktamar


BagyaNews.com Dua perempuan hebat yang muncul di arena muktamar membuktikan bahwa perempuan, meskipun belum dominan, tetap punya peran dalam momentum penting Nahdlatul Ulama tersebut.

Dua perempuan hebar di arena Muktamar ini adalah salah satu dari sekian banyak faktor yang membuat anggapan bahwa Muktamar adalah panggung laki-laki harus diperiksa kembali.

Muktamar NU adalah panggung laki-laki. Demikian komentar seorang teman penggiat kesetaraan gender. Bagi saya, pernyataan ini benar adanya. Meskipun tidak sepenuhnya tepat. Kalau mengukurnya hanya dari panggung depan (front stage), pernyataan ini mengandung kevalidan. Meskipun belum utuh sepenuhnya.

Tapi jika dilihat dari panggung belakang (back stage), pernyataan di atas salah telak. Bahkan mengada-mengada. Suksesnya panggung depan Muktamar 34 di Lampung, sangat ditentukan kaum ibu-ibu; Muslimat, Fatayat, dan IPPNU. Bagaimana tidak, penyiapan dan suplai konsumsi digawangi penuh oleh kaum hawa. Apa jadinya muktamar, jika suplai makanan, camilan, minuman, kopi, dan lain sebagainya tersendat. Muktamar bisa deadlock.

Namun demikian, tulisan ini tidak akan banyak menampilkan data panggung belakang itu. Sebaliknya, ingin melihat realita panggung depan. Yang mungkin luput dari perhatian. Setidaknya ada dua perempuan hebat yang muncul dari panggung muktamar yang saya temukan.

Memegang peran penting rapat pleno dan komisi. Pertama adalah Ning Alissa Qotrunnada Munawaroh. Putri Gus Dur. Tokoh yang menjadi pengayom komunitas Gus Durian ini adalah ketua Komisi Rekomendasi Muktamar 34 Lampung. Tampil di panggung pleno, menyampaikan sejumlah rekomendasi yang telah matang dibahas di sidang komisi.

Muktamirin seakan larut dalam paparannya. Singkat, padat, dan mendasar. Mulai dari masalah paham keagamaan, demokrasi, anti korupsi, ekonomi, kesejahteraan rakyat, pendidikan, kebudayaan, pelestarian lingkungan hidup, hingga peran global NU. Dari naskah rekomendasi inilah, PBNU 2021-2026 akan bekerja. Menurutkan menjadi program-program nyata, lima tahun ke depan.

Tokoh kedua adalah Ning Ervi Siti Zahroh Zidni. Putri Banten dari keluarga Syaikh Arsjad Menes Pandeglang. Pendiri Mathla’ul Anwar Lil Nahdlatul Ulama (MALNU). Dari sidang Pleno I hingga V, Ning Ervi yang membidangi kaderisasi PP. Fatayat NU ini adalah satu-satunya perempuan yang ada di panggung Muktamar. Duduk di baris kedua setelah pimpinan sidang. Tugasnya, membantu kesekretariatan. Notulensi putusan-putusan rapat.

Jika demikian adanya, setujuhkan anda, jika dikatakan muktamar adalah panggung laki-laki?

Menarik kita perbincangkan.



Sumber Berita harakah.id

#Dua #Perempuan #Hebat #Arena #Muktamar #Catatan #Singkat #Muktamar

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved