Mengenal Ibn Arabi dan Paham Wahdatul Wujud, Paham Manunggaling – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Mengenal Ibn Arabi dan Paham Wahdatul Wujud, Paham Manunggaling

Published

on

Mengenal Ibn Arabi dan Paham Wahdatul Wujud, Paham Manunggaling


BagyaNews.comPaham wahdatul wujud adalah satu paham dalam nomenklatur tasawuf. Ia populer dan diperkenalkan oleh Ibn Arabi, salah seorang tokoh tasawuf yang tidak asing lagi.

Sebelum masuk dalam pemikiran beliau hendaknya kita mengenal lebih dekat beliau dalam segi biografinya. Ibn Arabi merupakan salah satu tokoh pemikir filsafat dan tasawuf yang bernama Muhyiddin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah al-Hatimi, lahir di Murcia di Spanyol atau Andalus. Sebagaimana kita katakan, di Barat ia terkenal dengan nama Ibn Al-‘Arabi, suatu nama yang keliru, dan di Andalus ia disebut Ibn Suraqah, sedang di Timur, yaitu di daerah Abbasiyah, ia disebut Ibn Arabi.

Ia lahir 17 atau 27 Ramadhan (ulama berselisih pendapat seputar tanggal kelahiran Ibnu Arabi) 560 H/1165 M di Marsiyah, Andalus atau Spanyol. Ibnu ‘Arabi berasal dari keturunan Arab keluarga yang soleh. Ayahnya adalah menteri utama Ibn’ Mardanisy, seorang tokoh terkenal dan berpengaruh di bidang politik dan pendidikan. Keluarganya juga sangat religius, karena ketiga pamannya menjadi pengikut jalan sufi yang masyhur, dan ia sendiri digelari Muhyi al-Din (penghidup agama) dan al Syaikh al-Akbar (doktor maximus) karena gagasan-gagasannya yang besar terutama dalam bidang mistik.(khudori soleh, 2004:138)

Sejak berumur delapan tahun, Ibnu ‘Arabi bersama keluarganya hijrah ke Lisabon dan mulai belajar al Quran, hadis dan fikih di Qortoba dari murid-murid Ibnu Hazm al Dzahiri (456 H). ada yang berpendapat bahwa gurunya adalah Syekih Abu Bakar Ibnu Khallaf.

Kemudian ia menetap di Sevila dimana ketika ayahnya menjabat di istana ia belajar pelajaran umum pada saat itu, seperti al-Qur’an dan Hadits, Fiqh, Theologi, dan Filsafat Skolastik, Ilmu Kalam.

Selama menetap di Sevilla Ibnu ‘Arabi muda sering melakukan kunjungan berbagai kota di Spanyol, untuk berguru dan bertukar pikiran dengan para tokoh sufi maupun sarjana terkemuka. salah satu kunjungan yang paling mengesankan adalah ketika bertemu Ibn Rusyd (1126-1198 M) dimana saat itu Ibnu ‘Arabi mengalahkan tokoh filosof peripatetik ini dalam perdebatan dan tukar pikiran, sesuatu yang menunjukkan kecerdasan yang luar biasa dan luasnya wawasan spiritual sufi muda ini. juga menunjukan adanya hubungan yang kuat antara mistisisme dan filsafat dalam kesadaran metafisis Ibnu ‘Arabi. Pengalaman pengalaman visioner mistiknya berhubungan dan didukung oleh pemikiran filosofisnya yang ketat, Ibnu ‘Arabi adalah seorang mistikus sekaligus filsuf paripatetik, sehingga bisa memfilsafatkan pengalaman spiritualnya ke dalam suatu pandangan dunia metafisis yang maha besar sebagaimana dilihat dari gagasan-gagasannya.

Ketika usianya yang ke 30 tahun, ia mengunjungi beberapa kota di Andalus dan Maroko, dan tak lupa belajar tasawuf dari tokoh-tokoh sufi setempat seperti Abu Madyan al Ghouts al Talmasani. Pada 620 H beliau berkunjung ke Tunis, Hijaz, Yaman, Syam, Iraq, Mesir, dan menetap di Damaskus. Beliau meninggal pada 638 H 

Wahdah al-wujud 

Wahdah al-wujud berarti kesatuan wujud (unity of existence), maksudnya seluruh yang ada walaupun ia nampak, sebenarnya tidak ada dan keberadaannya tergantung pada Tuhan sang pencipta. Yang nampak hanya bayang-bayang dari yang satu (Tuhan). Seandainya Tuhan tidak ada yang merupakan sumber bayang-bayang, maka yang lain pun tidak ada karena seluruh alam itu tidak memiliki wujud dan yang sebenarnya memiliki wujud hanya Tuhan. Dia wujud yang hakiki, wujud yang absolut, azali dan abadi. Jadi, wujud yang hakiki hanyalah satu dan tak berbilang. 

Sedangkan fenomena berbilangnya sesuatu atau wujud dalam alam yang ditangkap oleh indra manusia hanyalah gambar-gambar atau tempat-tempat dimana sifat-sifat Allah SWT yang merupakan dzat Allah SWT sendiri menampakkan diri-Nya, atau hanya khayalan yang muncul karena keterbatasan indra dan akal. Maka, tidak ada perbedaan sama sekali antara Tuhan dengan Makhluk-Nya atau antara Pencipta dengan yang diciptakan kecuali dari sudut pandang saja. 

Apabila dilihat dari sisi ke-Esaan-Nya, Dia adalah al Haq, dan jika dilihat dari sisi berbilangnya, Dia adalah makhluk. Keduanya (al-Haq dan makhluk) adalah dua nama untuk satu hakikat. Dalam kerangka wahdat al wujud, Ibnu Arabi tidak mempercayai adanya creation ex-nihilo (alam pernah diciptakan dari tidak ada pada suatu masa), yang ada hanya emanation artinya Allah SWT telah menampakkan segala sesuatu di alam dari wujud-Nya yang azali menjadi wujud yang nyata dan tampak.

Meskipun doktrin dan paham wahdatul wujud dihubungkan dengan aliran tasawuf Ibnu Arabi, tetapi doktrin yang senada dengan itu telah diajarkan oleh beberapa sufi jauh sebelumnya. Ma’ruf al-Karkhi seorang sufi terkenal di Baghdad yang hidup empat abad sebelum Ibnu Arabi, dianggap pertama kali mengungkapkan syahadat dengan kata-kata: “Tiada sesuatu pun dalam wujud kecuali Allah.” Abu al-Abbas Qassab (hidup pada abad ke-4 H) mengungkapkan kata-kata senada: “Tiada suatu pun dalam dua dunia kecuali Tuhanku. Segala sesuatu yang ada (mawjudat), segala sesuatu selain wujud-Nya adalah tiada (ma’dum).”

Sejak masa kemunculan wahdat al wujud Ibnu Arabi sampai sekarang, banyak kalangan yang berusaha menafikan atau memisahkan wahdatul wujud dari Ibnu Arabi dengan anggapan bahwa paham wahdatul wujud adalah teori materialistik dan sesat yang tidak mungkin muncul dari seorang wali Allah SWT. Teori Ibnu Arabi bukanlah wahdat al wujud matrealistis yang mengatakan bahwa wujud yang hakiki hanyalah alam yang tampak oleh indra kita, justru sebaliknya Ibnu Arabi mengatakan bahwa wujud yang hakiki adalah wujud Tuhan al Haq yang menampakkan dirinya dalam alam semesta, jadi wujud alam adalah sebatas bayang-bayang bagi wujud yang hakiki.



Sumber Berita harakah.id

#Mengenal #Ibn #Arabi #dan #Paham #Wahdatul #Wujud #Paham #Manunggaling

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved