Kritik Syaikh Al-Buthi Terhadap Istilah Agama Samawi – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Kritik Syaikh Al-Buthi Terhadap Istilah Agama Samawi

Published

on

Kritik Syaikh Al-Buthi Terhadap Istilah Agama Samawi


BagyaNews.comSyaikh al-Buthi melakukan kritik terhadap penggunaan istilah agama samawi yang sampai hari in terlanjur dikonotasikan kepada tiga agama besar; Islam, Kristen dan Yahudi.

Bagaimana Syaikh al-Buthi memahami istilah agama samawi?

Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata cara keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta tata kaidah yang berhubungan dengan hubungan manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. Agama berperan sebgai pola perilaku yang dimiliki oleh manusia untuk menangani masalah-masalah kemanusiaan dan aspek-aspek alam yang tak dapat ditangani oleh teknologi dan sistem organisasi sosial.

Agama berdasarkan sumbernya dibagi menjadi dua yakni agama samawi dan agama wadi. Agama samawi adalah agama yang bersumberkan wahyu Tuhan, seperti agama Islam, Kristen dan Yahudi; agama abrahamik; agama langit. Agama wadi merupakan agama yang merupakan hasil ciptaan akal dan perilaku manusia dan agama budaya, seperti dinamisme dan animisme.

Sebagai seorang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad Saw., maka sepatutnya kita isykal atas definisi agama sawawi tersebut. Dalam definisi tersebut dijelaskan bahwa agama Kristen dan Yahudi termasuk bagian dari agama samawi. Pemahaman seperti ini dapat membahayakan akidah, dan akan menjerumuskan pada penerimaan bahwa akidah ketuhanan Kristen dan Yahudi adalah benar. 

Pengalaman penulis, bahwa materi tentang agama samawi –yang merujuk pada definisi di atas, telah diajarkan sejak sekolah dasar pada pelajaran agama Islam. Namun, seiringnya bertambahnya wawasan pengetahuan tentang agama, agaknya istilah tersebut sebaiknya direvisi. Sebagai umat Islam kita seharusnya tetap menyakini bahwa Innad-dīna ‘indallāhil-islām (sesungguhnya agama yang diridai Allah hanyalah Islam). 

Syaikh Al-Buthi dalam Fiqh Sirah meluruskan tentang pemahaman istilah agama samawi. Syaikh Buthi menjelaskan bahwa ada dua hal pokok dalam ajaran agama yakni pertama, akidah; kedua, syariat dan akhlak. Berkaitan tentang akidah, seluruh nabi dan rasul menyampaikan akidah yang sama yakni mentauhidkan Allah Swt. dan tidak menyekutukan-NYA dengan sesuatu apaapun. 

Seluruh nabi dan rasul sejak Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad Saw. mendakwahkan akidah yang sama yakni Islam. Agama yang hanya mengimani dan menyembah Allah Swt. dan tidak menyekutukan-NYA dengan sesuatu apapun, serta menyucikan-NYA dari segala sifat yang tidak layak bagi-NYA. Inilah akidah yang diajarkan seluruh para nabi dan rasul yakni Islam.

Syaikh Al-Buthi memberikan analogi bahwa mustahil jika sekelompok orang yang disepakati memiliki sifat jujur dan tepercaya serta amanah, namun mereka justru berbeda-beda dalam memberikan satu kabar atau pemberitaan yang sama. Para nabi dan rasul adalah manusia yang teramat memiliki sifat jujur dan tepercaya serta amanah. Adapun akidah merupakan satu kabar atau pemberitaan yang kebenarannya mutlak dari Allah Swt. Dengan demikian, maka mustahil apabila masing-masing dari para nabi dan rasul memberikan pemberitaan yang berbeda-beda mengenai akidah dari Allah Swt.

Adapun syariat yakni hukum atau pedoman yang mengatur kehidupan seorang individu atau sekolompok umat, maka setiap nabi dan rasul dimungkinkan dapat berbeda-beda. Hal itu, karena kondisi keadaan kehidupan setiap umat dari para nabi dan rasul berbeda-beda. Syariat dilandasi pada prinsip kesesuaian dengan tuntunan kehidupan umat di masanya.

Syaikh Buthi memberikan permisalan, bahwa syariat yang Allah tetapkan bagi Bani Israil di zaman Nabi Musa a.s.  berbeda dengan syariat yang ditetapkan bagi Bani Israil di zaman Nabi Isa a.s. namun akidah mereka tetap sama yakni mentauhidkan Allah dan tidak menyekutukan-NYA dengan sesuatu apapun, serta menyucikan-NYA dari berbagai sifat yang tak layak disematkan kepada-NYA. 

Syaikh Buthi kemudian menyimpulkan bahwa agama samawi hanya satu yakni Islam. Sebab, para nabi dan rasul di utus oleh Allah Yang Maha Esa dengan akidah yang sama yakni mengesakan Allah dan menyucikan-NYA dari berbagai sifat yang tak layak bagi-NYA. Adapun syariat masing-masing nabi dan rasul berbeda-beda. Penutup dari perkembangan syariat para nabi dan rasul ditutup dengan syariat yang telah sempurna dan lengkap melalui risalah Nabi Muhammad Saw. Syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. akan terus berlaku hingga hari akhir. 

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman umat Islam tentang penggunaan istilah agama samawi seharusnya hanya merujuk pada agama Islam, serta mengeluarkan agama Kristen dan Yahudi dari istilah tersebut. Hal ini untuk menjaga pemahaman akidah supaya tetap berada pada kebenaran dan tidak menyimpang dari ajaran Islam.



Sumber Berita harakah.id

#Kritik #Syaikh #AlButhi #Terhadap #Istilah #Agama #Samawi

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved