Jejak Kiai Wahab Chasbullah, Sang Arsitek Politik Kebangsaan NU – Bagyanews.com
Connect with us

Headline

Jejak Kiai Wahab Chasbullah, Sang Arsitek Politik Kebangsaan NU

Published

on

Jejak Kiai Wahab Chasbullah, Sang Arsitek Politik Kebangsaan NU


BagyaNews.comKiai Wahab Chasbullah bukan hanya penggerak NU. Semasa hidup, beliau juga memainkan peran sebagai seorang politikus, arsitek politik kebangsaan dan perumus dasar negara. Sebagai seorang Kiai, pijakan berpolitik Mbah Wahab selalu memiliki dalil dan berlandaskan kaidah.

Jika Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari adalah pendiri NU, maka Kiai Wahab Chasbullah adalah penggerak dan pengawal NU hingga menjadi organisasi sosial-keagamaan yang kokoh. Keberadaan NU, atau bahkan Bangsa Indonesia, tidak akan seperti yang kita rasakan hari ini kalau bukan karena peran Kiai. Wahab Chasbullah. Selain dikenal sebagai salah satu rais ‘am Nahdlatul ‘Ulama’, beliau juga merupakan pahlawan nasional yang berjasa besar bagi Indonesia.

Berikut rekam jejak Kiai Wahab Chasbullah:

1888 – Lahir di Tambakberas Jombang. Ayahnya, Kiai Chasbullah Said adalah seorang tokoh berpengaruh di Jombang. Jika ditarik ke atas, silsilah Kiai Wahab sampai pada Raja Brawijaya IV. Kepada ayahandanya Kiai Wahab belajar pertama kali ilmu-ilmu keagamaan.

1901 – di usianya yang ke 13, Kiai Wahab memulai perantauannya ke beberapa pesantren. Beliau nyantri di Pesantren Langitan Tuban, Pesantren Mojosari Nganjuk, Pesantren Cempaka, Pesantren Tawangsari Sepanjang, Pesantren Kademangan Bangkalan kepada Kiai Cholil Bangkalan, Pesantren Branggahan dan Pesantren Tebuireng Jombang asuhan Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari. Selain itu beliau juga merantau ke Mekkah dan nyantri kepada Syeikh Mahfudz Tarmasi dan Syeikh al-Yamani.

1914 – Menikah dengan Nyai Maimunah, putri Kiai Musa. Sejak saat itu beliau tinggal bersama mertuanya di Kertopaten Surabaya. Di tahun 1921 istrinya meninggal dunia sewaktu keduanya melaksanakan ibadah haji. Kiai Wahab lalu menikah lagi secara beruntun dengan sebab yang sama. Beliau antara lain menikahi putri Kiai Alwi, putri Kiai Sa’id, Kiai Nadjib, Kiai Burhan dan dua putri Kiai Abdul Majid Bangil.

1916 – bersama Kiai Mas Mansur, Kiai Bisri Syansuri, Kiai Abdul Halim Leimunding, Kiai Ma’shum Lasem dan beberapa kiai lainnya mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan.

1918 – mendirikan sekolah Taswirul Afkar di kawasan Ampel.

1924 – membentuk Syubbanul Wathan yang kelak akan menjadi embrio bagi lahirnya Pemuda Ansor.

1926 – Berangkat ke Arab Saudi sebagai Tim Komite Hijaz bersama Syeikh Ghonaim dan Kiai Dahlan Abdul Qohar. Pasca berdirinya NU, Kiai Wahab didapuk menjadi Katib ‘Am.

1947 – Menjadi Ra’is ‘Am Nahdlatul Ulama menggantikan Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari.

1952 – Menginisiasi keluarnya NU dari Masyumi dan membentuk Partai NU. Di tahun ini Kiai Wahab juga duduk di Dewan Perwakilan Rakyat [DPR] sebagai perwakilan dari Partai NU.

1956 – Menjadi Anggota Majelis Konstituante.

1959 – Menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Agung.

1971 – Kiai Wahab Chasbullah wafat dan dimakamkan di area pemakaman Pesantren Tambakberas Jombang.

Di tangan Kiai Wahab Chasbullah, NU menjadi salah satu organisasi yang tetap konsisten pada visi-misi sosial-kemasyarakatannya. Di kalangan para Kiai, Kiai Wahab Chasbullah sendiri dikenals sebagai Kiai yang cerdik, jago debat dan merupakan salah satu negosiator ulung. Maka tak heran jika di forum-forum argumentasi Kiai Wahab sangat sulit dipatahkan.



Sumber Berita harakah.id

#Jejak #Kiai #Wahab #Chasbullah #Sang #Arsitek #Politik #Kebangsaan

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved