Baca juga: Ibrahim bin Adham: Kedermawanan dan Pengorbanan Demi Sang Teman
“Ayah, apakah kau mencintai aku?” tanya anak itu.
“Ya,” jawab Fudhail.
“Apakah kau mencintai Tuhan?”
“Ya.”
“Berapa hati yang kau miliki, Ayah?”
“Satu.”
“Dapatkah kau mencintai dua hal dengan satu hati?” anak itu bertanya lagi.
Saat itu pula Fudhail terhenyak. Ia sadar yang berbicara bukanlah anak kecilnya melainkan Yang Mahakuasa. Merasa malu, ia mulai memukuli kepalanya dan bertaubat. Sejak saat itu, ia hanya persembahkan hatinya untuk Tuhan.
Baca juga: Ketika Ibrahim bin Adham Menangis Pilu dan Tiket Masuk Surga
(mhy)