Allah SWT berfirman,
يَا بَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْءَاتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ …
“Wahai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan, sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga; ia menanggalkan pakaiannya dari keduanya untuk memperlihatkan–kepada keduanya–‘auratnya. Sesungguhnya, iblis dan golongannya bisa melihat kamu dari suatu tempat yang (di sana) kamu tidak bisa melihat mereka.” ( Qs. Al-A’raf:27 )
Baca juga: Hati-hati Sifat Setan Ini, Seringkali Kita Tiru
Dan karena karakternya yang tidak bisa dilihat, mereka disebut jin, dari kata janna yang artinya tersembunyi. Ibnul Faris dalam kamusnya mengatakan: “Jin dinamakan jin, karena mereka tidak terlihat oleh manusia”. (Maqayis al-Lughah, madah; janna).
Jin juga bisa menjelma menjadi makhluk yang lain, sehingga bisa terindra oleh manusia. Baik dengan dilihat, didengar, atau diraba.
Kebanyakan manusia merasa sangat takut melihat penampakan jin, makhluk astral. Karena secara naluri, kita takut terhadap wajah buruk, mengerikan, dan menjijikkan.
Secara umum, jin yang menampakkan diri kepada manusia, ada yang bermaksud jahat dan ada yang sebatas iseng.
Terkadang setan itu datang dengan maksud jahat, misalnya ingin membunuh kita atau membakar kita. Kejadian semacam ini pernah dialami Nabi SAW.