Benteng pertahanan bagi seluruh akhlak manusia adalah
sifat malu . Sifat ini, merupakan keutamaan yang agung dan karenanya perilaku manusia menjadi terarah. Ia adalah pagar yang melindungi tatanan nilai dan moral. Abu Hamid al-Ghazali pernah menyatakan, “Kontrol pertama yang paling tepat dalam diri seorang adalah
rasa malu . Karena jika seorang merasa malu, dia akan meninggalkan perbuatan buruk. Hal ini tiada lain karena akalnya telah tersinari, sehingga dia mampu melihat hakikat keburukan dan penyimpangan .
Baca juga: Malu sebagai Sikap Terpuji, Inilah Dalil-dalilnya
Sifat malu , mampu mengetahui mana yang harus disikapi dengan malu dan mana yang tidak. Ini merupakan anugerah dari Allah kepadanya dan merupakan penunjuk yang akan mengantarkan dia menuju perilaku yang baik dan hati yang bersih. Nah muslimah, pada diri manusia terdapat tiga macam malu yang perlu melekat padanya. Rasa malu apa saja? Dirangkum dari berbagai sumber, rasa malu yang melekat pada manusia antara lain:
1. Malu kepada diri sendiri
Ketika manusia sedikit melakukan amal saleh kepada Allah dan kebaikan untuk umat dibandingkan orang lain. Malu ini mendorongnya meningkatkan kuantitas amal saleh dan pengabdian kepada Allah dan umat.
2. Malu kepada manusia
Ini penting karena dapat mengendalikan diri agar tidak melanggar ajaran agama, meskipun yang bersangkutan tidak memperoleh pahala sempurna lantaran malunya bukan karena Allah. Namun, malu seperti ini dapat memberikan kebaikan baginya dari Allah karena ia terpelihara dari perbuatan dosa.
3. Malu kepada Allah
Ini malu yang terbaik dan dapat membawa kebahagiaan hidup. Orang yang malu kepada Allah, tidak akan berani melakukan kesalahan dan meninggalkan kewajiban selama meyakini Allah selalu mengawasinya. Mengingat sifat malu penting sebagai benteng memelihara akhlak seseorang dan sumber utama kebaikan, maka sifat ini perlu dimiliki dan dipelihara dengan baik.