Kita tentu sering mendengar konsep hubungan manusia dengan Allah (
hablum min Allah) dan hubungan manusia dengan sesamanya (
hablum minannas). Namun, konsep itu mendapat koreksi dari
Prof. M. Quraish Shihab.
Menurut pengarang Tafsir al-Misbah itu, terdapat kesalahan dalam konsep itu, baik dari segi substansi maupun segi kebahasaan.
“Pernah dengar (konsep) itu? Benar nggak itu? Salah, salah besar. Salah dari segi bahasa dan salah dari segi substansi,” tutur Rektor IAIN Jakarta (sekarang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) periode 1992-1998 itu.
Lalu, beliau mulai menjelaskan letak kesalahan yang dimaksud dari konsep tersebut.
“Hablun, punya hubungan dengan Allah, punya hubungan dengan sesama manusia. Itu ayatnya berkata hablun ila Allah atau hablum min Allah?” tanya beliau kepada para peserta Kajian Halaqah Tafsir di Masjid Bayt al-Qur`an, South City, Tangerang Selatan, Rabu (25/1).
Ayat yang dimaksud adalah Q.s. Ali Imran [3] ayat 112 berikut:
ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْٓا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۗ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ كَانُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ الْاَنْبِۢيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَّكَانُوْا يَعْتَدُوْنَ
Kehinaan ditimpakan kepada mereka di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia. Mereka pasti mendapat murka dari Allah dan kesengsaraan ditimpakan kepada mereka. Yang demikian itu karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.
Menurutnya, dalam menjaga hubungan dengan Allah, termasuk juga dengan sesamanya, manusialah yang aktif sebagai aktor penjaga hubungan, bukan pasif.
“Kalau hubungan manusia dengan Tuhan itu siapa yang aktif? Manusia. Anda baru bisa bahagia kalau anda punya hubungan baik dengan Tuhan. Hablum ma`a Allah,” terangnya.
Lalu, beliau menjelaskan maksud dari hablum min Allah dan hablum minannas yang terdapat dalam ayat di atas.
“(potongan ayat) itu, hablum min Allah, hablum minannas, itu berbicara tentang orang-orang Yahudi yang akan selalu mendapat kehinaan kecuali kalau dapat bantuan dari Allah, atau bantuan dari manusia,” jelasnya.
Karena itu, orang Yahudi dalam ayat tersebut kedudukannya pasif. Sehingga, redaksi yang digunakan adalah min (dari).
“Sedangkan kita harus aktif melakukan hubungan dengan Allah, bukan min Allah,” lanjutnya.
Lebih dari itu, Quraish Shihab juga menilai bahwa dalam kaitannya dengan konsep menjaga hubungan baik, ajaran Islam tidak hanya berbicara tentang hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia saja.
“Lalu, apa memang Islam itu hanya hablum min Allah dan hablum minannas? Tidak. Ada hubungan dengan alam,” tuturnya.
Beliau berpendapat bahwa problem manusia saat ini, di seluruh dunia, adalah hubungannya yang buruk dengan alam.
Bahkan, menurut Quraish Shihab, menjaga hubungan baik itu juga termasuk hubungan dengan hewan (dan tumbuhan) dan hubungan dengan diri sendiri.
“Jadi, jangan mereduksi ajaran agama hanya hablum min Allah dan hablum minannas,” tegasnya.
Perlu diketahui bahwa Quraish Shihab berbicara dalam konteks perkembangan penafsiran Al-Qur`an dan tantangannya. Dan salah satu tantangan yang dihadapi oleh para pengkaji Al-Qur`an adalah meluruskan berbagai pendapat yang populer, namun melenceng karena disampaikan oleh orang yang tidak kompeten di bidang penafsiran Al-Qur`an. Termasuk konsep hablum min Allah dan hablum minannas yang beliau koreksi itu. [NH]