Imam Syafi’i (150-204 Hijriyah) bernama asli Abu Abdullah Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i. Beliau dikenal sebagai puncak pemimpin para Imam mazhab dan mufti besar Fiqh Syafiyyah.
Salah satu keutamaan Beliau adalah digelari “Nashir As-Sunnah” (pembela Sunnah Nabi). Pernah dikisahkan, Imam Syafi’i pernah meminjam Kitab Al-Muwatha’ karya Imam Malik yang isinya 2.000 Hadis lebih. Masya Allah, dalam 9 malam beliau hafal.
Sampai disebutkan Imam Syafi’i kalau belajar, halaman sebelahnya ditutup karena kalau tidak ditutup, beliau bisa langsung hafal. Beliau benar-benar ulama faqih dan memahami hakikat ilmu.
Salah satu pesan beliau yang masyhur yaitu nasihat agar tidak mengumbar aib orang lain. Berikut pesan beliau:
إذا رمت أن تحيا سليماً من الردى | ودينك موفور وعرضك صين
فلا ينطقن منك اللسان بسوأةٍ | فكلك سوؤات وللناس السن
وعيناك إن أبدت إليك معايباً | فدعها وقل يا عين للناس أعين
وعاشر بمعروفٍ وسامح من اعتدى | ودافع ولكن بالتي هي أحسن
Jika engkau menginginkan hidup terhindar kehinaan, (yang mana) Agama dan kehormatanmu senantiasa terjaga.
Maka janganlah gunakan lisanmu menyebut aib-aib orang lain. Karena setiap yang ada padamu adalah aib dan manusia memiliki lisan (untuk mengumbar aibmu).
Jika mata melihat aib-aib orang lain. Tinggalkanlah dan katakan: “Wahai mata yang melihat aib orang lain, mereka juga punya mata (yang melihat aibku).”
Bergaullah dengan baik, berikan maaf kepada orang yang zalim padamu. Eengkau boleh lawan orang zalim (membela diri), namun dengan cara yang lebih bijak.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم sendiri memerintahkan umatnya agar menutupi aib saudaranya. Hal ini tertuang dalam hadis berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رواه مسلم)
Dari Abu Hurairah bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda: “Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR Muslim No 4692)