Mengenal Imam al-Hakkari, Ahli Hadis Sufi yang Bikin Padepokan – Bagyanews.com
Connect with us

Kalam

Mengenal Imam al-Hakkari, Ahli Hadis Sufi yang Bikin Padepokan

Published

on


BagyaNews.comAl-Hakkari masih keturunan Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah. Seorang sahabat Nabi SAW. yang keturunannya mendirikan dinasti Bani Umayyah.

Imam al-Hakkari bernama lengkap Abu al-Hasan ‘Ali bin Ahmad bin Yusuf bin Ja’far. Al-Hakkari adalah nisbat ke suku Hakkar. Sebuah sub suku Kurdi yang menghuni daerah pegunungan Hakkariyah, Mosul di Irak sekarang. Tetapi, Hakkariyah hari ini masuk ke negara Turki modern.

Dalam kitab Siyar A’lam al-Nubala, Imam al-Dzahabi (w. 748 H.) menulis namanya dengan gelar-gelar kehormatan. Al-Dzahabi menulis: al-Hakkari Abu al-Hasan ‘Ali bin Ahmad bin Yusuf bin Ja’far al-Syaikh al-‘Alim al-Zahid Syaikh al-Islam Abu al-Hasan ‘Ali bin Ahmad bin Yusuf bin Ja’far bin Arafah bin Ma’mun bin al-Mu’ammil bin al-Walid bin al-Qasim bin al-Walid bin Uqbah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah al-Umawi al-Sufyani al-Hakkari.

Berangkar dari catatan ini, bisa disimpulkan bahwa al-Hakkari masih keturunan Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah. Seorang sahabat Nabi SAW. yang keturunannya mendirikan dinasti Bani Umayyah. Dengan demikian, ia masih kerabat Khalifah Usman bin Affan.

Al-Hakkari dikenal sebagai ahli ibadah yang saleh. Ia menghabiskan banyak waktunya menyendiri di atas gunung untuk beribadah kepada Allah. Ia mendirikan semacam rumah singgah yang bisa disinggahi oleh para pengembara atau fakir miskin. Kehidupannya dipenuhi kesalehan dan kezuhudan. Nasihatnya diterima oleh masyarakat. Dia sendiri adalah pribadi yang penuh ketenangan dan kewibawaan.

Al-Hakkari pernah merantau belajar ke Mesir, Baghdad, Ramallah, dan Mekah. Di Mesir, al-Hakkari berguru kepada Syekh Abu Abdullah bin Nazhif al-Farra’. Di Baghdad, dia berguru kepada Abdul Malik bin Bisyran. Di Ramallah, dia berguru kepada Ibnu al-Turkiman. Di Mekah, dia berguru kepada Abu al-Hasan bin Shakhr.

Al-Hakkari mengabdikan diri untuk ibadah kepada Allah dan mengajar ilmu. Di antara muridnya yang kemudian menjadi ulama adalah: Yahya bin Atthaf, Abdurrahman bin al-Hasan al-Farisi, Hasan bin Abi Ali al-Muqri’ dan lainnya.

Mengenai kepribadiannya, Al-Sham’ani pernah berkata: tafarrada bi tha’atillah fi al-jibal wa ibtana arbithatan wa mawadhi’a ya’wi ilaiha al-fuqara’ wa al-munqathi’in wa kana katsira al-‘ibadah hasan al-zahadah maqbulan wa waquran.

(Imam Al-Hakkari menyendiri untuk menjalankan ketaatan kepada Allah di sebuah gunung. Ia mendirikan rumah-rumah dan tempat-tempat yang menjadi jujugan para fakir miskin dan orang yang kehabisan bekal. Al-Hakkari banyak beribadah, kezuhudannya luar biasa, diterima nasihatnya dan pribadi yang tenang berwibawa).

Abdul Ghaffar al-Karahi pernah berkata: ma raitu mitsla syaikh al-islam al-hakkari zuhdan wa fadhlan (Saya belum pernah menjumpai kezuhudan dan kepribadian utama seperti Syaikhul Islam al-Hakkari).

Yahya bin Mandah berkata: qadima ‘alaina wa kana shahiba shalatin wa ‘ibadatin wa ijtihadin min kubara’i al-shufiyyah (Imam al-Hakkari pernah berkunjung ke tempat kami. Beliau adalah seorang yang ahli shalat, ibadah, dan ijtihad. Beliau adalah pembesar kaum sufi).

Sekalipun bergelar Syaikhul Islam, al-‘Alim, dan lainnya, tetapi dalam soal periwayatan hadis, Imam al-Hakkari mendapat banyak kritik. Salah satunya dari Imam Ibnu Asakir yang pernah mengatakan: lam yakin mautsuqan fi riwayatihi (Dia tidak bisa dipercaya dalam perkara yang diriwayatkannya).

Imam al-Dzahabi dalam kitab Lisan al-Mizan mengatakan: wa haddatsa bi al-katsir untuqida ‘alaihi. Wa kana al-ghalib ala haditsihi al-ghara’ib wa al-munkarat. Wa fi haditsihi asyya’un maudhu’atun. Wa raitu bi khatthi ba’dhi ashabi al-hadits annahu kana yadha’u al-hadits bi ashbihan. Wa qala abu nashr al-yunarti lam yardhahu al-syaikh abu bakr bin al-khadhibah (Al-Hakkar banyak mengajarkan hadis. Dia dikritik untuk itu. Kebanyakan hadisnya mengandung cerita aneh dan ajaib. Di dalam hadis yang diriwayatkannya, terdapat beberapa yang palsu. Saya melihat pada catatan sebagian ahli hadis bahwa dia pernah membuat hadis palsu di Ashbihan. Abu Nashr al-Yunarti berkata; Syekh Abu Bakr bin al-Khadibah tidak ridha terhadap al-Hakkari.

Al-Hakkari wafat pada awal bulan Muharam tahun 486 H di Hakkariyah. Yaitu sebuah daerah pegunungan di daerah Mosul. Beliau wafat dalam usia 77 tahun. Beliau memilih karangan-karangan dan perhatian yang tinggi terhadap atsar.





Sumber Berita harakah.id

#Mengenal #Imam #alHakkari #Ahli #Hadis #Sufi #yang #Bikin #Padepokan

Advertisement
Click to comment

Tinggalkan Balasan

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved