Allah Subhanahu wa ta’ala menyifati
para nabi atau kekasih-Nya dengan sifat-sifat mulia, salah satunya adalah
sifat pemaaf . Para Nabiyullah ini, bersikap lapang dada atas kesalahan dan perbuatan zalim orang lain padanya. Pada diri mereka terlukis contoh sifat pemaaf terbaik. Juga sikap lemah lembut yang selalu menghiasi hari-hari para kekasih Allah ini. Kala berinteraksi dengan orang lain, mereka akan menahan amarahnya, tidak mudah meluapkan amarah tersebut kepada saudaranya. Para kekasih Allah ini, memiliki sifat di antara sifat-sifat
ahli Jannah , sebagaimana yang Allah firmankan:
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكَاظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
“(Yaitu) Orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (QS Ali Imran 134)
Baca juga: Pemaaf itu Ciri Penduduk Surga, Jangan Diremehkan
Mereka membalas kejahatan yang orang lain perbuat padanya dengan kebaikan. Memaafkan jika orang lain meminta maaf. Mereka dengan senang hati, akan membantu saudaranya yang telah menyakitinya. Mereka memiliki hati yang bersih, serta jiwa-jiwa yang suci. Inilah akhlak orang-orang mulia kekasih Allah. Mengutip tulisan Ustadz Ahmad Robith, ada banyak contoh sifat pemaaf para nabi, di antaranya :
1. Nabi Yusuf Alaihisaalam
Di antara orang-orang shaleh, para kekasih Allah, yang mampu memaafkan kesalahan-kesalahan orang lain kepadanya adalah Nabiyullah Yusuf alaihi shalatu wa sallam. Saudara-saudaranya membencinya sejak kecil. Iri kepadanya. Mereka berencana memisahkan Yusuf kecil dari tangan ayahnya. Diambillah darah kambing, lalu mereka robek jubahnya. Mereka berniat untuk membunuh nabi Yusuf dengan menjatuhkannya ke dalam sumur.
Beliau hidup menderita dibawa kafilah dagang ke negeri Mesir. Nun jauh di sana. Dijual sebagai budak dengan nilai yang teramat murah. Terhitung, peristiwa memilukan tersebut terjadi hampir empat puluh tahun lamanya. Ya, empat puluh tahun terpisah dari pelukan sang ayah.
Kemudian apa yang terjadi? Setelah Allah mengangkat Yusuf menjadi nabi. Setelah Allah membebaskannya dari perbudakan. Menjadikannya bendaharawan Al-Aziz, raja Mesir. Setelah negeri Mesir berada di bawah kekuasaannya. Dan saudara-saudaranya yang dahulu berusaha membunuhnya datang. Memohon belas kasihan.