Seorang warga Turki duduk di atas reruntuhan bangunan di Diyarbakir Turki akibat gempa mengguncang wilayah itu. Foto/dok Reuters
Gempa bumi bukanlah azab seperti yang pernah menimpa umat Nabi terdahulu karena durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya. Peristiwa gempa bumi merupakan kuasa dan kehendak Allah Ta’ala.Setiap muslim hendaknya tidak cepat beranggapan bahwa gempa bumi merupakan azab. Allah memang kuasa menurunkan azab, akan tetapi Rahmat-Nya sangat luas dan selalu mengalahkan murka-Nya.
Dalam Al-Qur’an ditegaskan, “Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Taghabun ayat 11)
Menurut ilmu sains, gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat adanya pelepasan energi dari dalam bumi secara tiba-tiba. Peristiwa ini disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi) yang menciptakan gelombang seismik.
Ulama ahli tafsir Al-Qur’an asal Rembang, Gus Baha (KH Ahmad Bahauddin Nursalim) menjelaskan peristiwa gempa bumi dalam satu kajiannya di kanal YouTube. Ketika terjadi gempa di satu wilayah atau daerah, tidak boleh langsung dikatakan Allah telah menurunkan azab kepada penduduk di daerah tersebut.
Ketika Allah menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa azab biasanya menggunakan dua cara. Pertama, menjelaskan bahwa Allah berkuasa menurunkan azab bisa dengan cara apa saja, tidak harus berupa bencana alam. Jadi Allah adalah Dzat yang kuasa mendatangkan azab dari sisi atas, misalnya meteor jatuh, dan lainnya. “Tentu Allah mampu,” kata Gus Baha.
Atau dari bawah misalnya ditelan bumi dan lain sebagainya. Dan ini yang sering terjadi, Allah menjadikan kalian manusia saling tidak cocok kemudian saling membunuh. Hal ini menjelaskan bahwa Allah menurunkan azab bisa dengan cara apa saja, tidak harus berupa bencana alam.
Kedua, Allah selalu mengingatkan tentang potensi dan faktual. Azab itu potensi. Yang namanya potensi bisa terjadi kapan saja atau bisa juga tidak terjadi. Ada juga yang diceritakan Allah sebagai faktual, inilah yang disebut Rohmah (rahmat), yakni rahmat itu pasti akan selalu terjadi dan terus terjadi. Allah memastikan diri-Nya pelaku rahmat bahkan Allah telah mewajibkan pada diri-Nya sendiri sebagai pemberi rahmat.
Sehingga suatu kejadian seperti gempa belum tentu azab. Dan tidak boleh menuduh penduduk terkena bencana atau gempa sebagai pelaku dosa dan pelaku maksiat. Bisa jadi azab diturunkan untuk meringankan hisab (di hari kiamat).
“Jadi kalau Allah menceritakan azab, itu hanya potensi. Bisa diazab bisa juga tidak. Allah (menggunakan) redaksi: ‘Aku mampu memberi azab,” kata Gus Baha.
Firman Allah ketika menggunakan istilah “Aku mampu” menurut Gus Baha tidak harus terjadi, akan tetapi berpotensi terjadi. Oleh karena itu ketika berbicara azab, cukup berbicara potensinya saja, misalnya keingkaran manusia dapat berpotensi mendatangkan Azab Allah.
Tidak perlu menilai bahwa suatu kejadian merupakan azab Allah kepada orang yang ingkar. Sebab, apakah itu azab atau bukan, itu urusan Allah. “Kamu tidak usah sok suci dengan kata “bima kafartum” (keingkaranmu) itu urusannya Tuhan,” ucap Gus Baha.
Bisa jadi musibah yang menimpa seorang mukmin itu dinilai sebagai kafarat (penghapus dosa). Allah mampu mengazab siapa saja. Dan kita tidak berhak menilai azab itu karena dosanya orang itu karena itu urusan Allah.
Kisah Gempa Bumi dalam Al-Qur’an Dalam Al-Qur’an terdapat empat ayat yang menceritakan gempa bumi sebagai azab bagi kaum yang menentang Allah dan Rasul-Nya. Di antaranya azab yang menimpa kaum Nabi Saleh, kaum Nabi Syuaib dan kaum Nabi Luth.
Seperti dialami kaum Tsamud yang menentang Nabi Saleh, Allah menurunkan azab berupa gempa dan petir.
Artinya: “Mereka mendustakannya (Syuaib), maka mereka ditimpa gempa yang dahsyat, lalu jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka.” (QS Al-‘Ankabut ayat 37)
Sedangkan kaum Nabi Luth (kaum Sodom) yang melakukan seks menyimpang juga kena azab gempa, hujan batu yang sangat dahsyat. Kisah ini diceritakan dalam Surat Al-‘Ankabut ayat 34.
Baca Juga: Korban Tewas Gempa Bumi Turki-Suriah Naik Signifikan, Capai 11 Ribu Lebih
Berikut video ceramah Gus Baha terkait Gempa Bumi diunggah Channel “Tombo Ati” di kanal YouTube 25 November 2022: