Empat Keutamaan Salat Dhuha, Yang Terakhir Bikin Merinding! – Bagyanews.com
Connect with us

Hikmah

Empat Keutamaan Salat Dhuha, Yang Terakhir Bikin Merinding!

Published

on

Empat Keutamaan Salat Dhuha, Yang Terakhir Bikin Merinding!

[ad_1]

Selain Mampu Melancarkan Rejeki, Ada Empat Keutamaan Salat Dhuha Dan Yang Terakhir Bikin Merinding!

BagyaNews.comKeutamaan Salat Dhuha banyak sekali. Umumnya, keutamaan yang kita tahu hanyalah bahwa Salat Dhuha dapat melancarkan rejeki seseorang.

Berikut adalah empat keutamaan salat dhuha. Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dikerjakan di antara waktu terbitnya matahari setinggi tombak sampai dengan  sebelum tergelincirnya matahari di siang hari.

Jumlah rakaatnya ada yang 2, 4, dan yang paling banya adalah 8 atau 12 rakaat.

Dalam beberapa keterangan shalat dhuha memiliki keistimewaannya tersendiri, di antaranya adalah sebagaimana dikutip dalam kitab Sunan Abi Dawud karya Abu Dawud al-Sijistani (w. 275 H)

Dhuha Jadi Sedekah Anggota Badan

Pertama, alternatif lain untuk membayar sedekah seluruh anggota tubuh manusia. Dalam hadis riwayat Abu Dzar diterangkan bahwa setiap dari persendian (pertemuan dua tulang) anak Adam ada sedekah yang harus ditunaikan. Dan solat dhuha adalah alternatif lain untuk membayar sedekah tersebut.

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ فِى كُلِّ يَوْمٍ صَدَقَةٌ فَلَهُ بِكُلِّ صَلاَةٍ صَدَقَةٌ وَصِيَامٍ صَدَقَةٌ وَحَجٍّ صَدَقَةٌ وَتَسْبِيحٍ صَدَقَةٌ وَتَكْبِيرٍ صَدَقَةٌ وَتَحْمِيدٍ صَدَقَةٌ ». فَعَدَّ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنْ هَذِهِ الأَعْمَالِ الصَّالِحَةِ ثُمَّ قَالَ « يُجْزِئُ أَحَدَكُمْ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَا الضُّحَى »

“Setiap persendian kalian memiliki kewajiban untuk bersedekah setiap harinya, maka dari itu setiap salat adalah sedekah baginya, puasa adalah sedekah, haji adalah sedekah, untaian tasbih, takbir dan tahmid adalah sedekah, -sedekah untuk membayar setiap kewajiban persendian-.” Rasulullah menghitung setiap amal soleh tersebut kemudian mengatakan, “dua rakaat fajar cukup untuk membayar sedekah tersebut.” (HR. Abu Dawud)

Al-‘Adzim al-Abadi menukil sebuah pendapat yang menyebut bahwa sedekah ini adalah ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta karena setiap harinya anggota badan kita sempurna tanpa cacat sedikitpun, oleh sebab itu maka ia harus ditunaikan sedekahnya.

Menghapus Kesalahan Sebanyak Buih di Lautan

Kedua, dihapuskan kesalahan-kesalahannya meskipun lebih banyak dari buih di lautan. Dengan beberapa catatan, pertama kesalahan tersebut bukan merupakan dosa besar yang membutuhkan pertobatan terlebih dahulu.

Kedua, ia belum beranjak dari tempat dia mengerjakan salat subuh sampai dia mengerjakan salat dhuha, dan yang terakhir ia tidak mengatakan kecuali hal-hal baik. Sebagaimana riwayat Mu’adz bin Anas al-Juhani, di bawah ini.

مَنْ قَعَدَ فِى مُصَلاَّهُ حِينَ يَنْصَرِفُ مِنْ صَلاَةِ الصُّبْحِ حَتَّى يُسَبِّحَ رَكْعَتَىِ الضُّحَى لاَ يَقُولُ إِلاَّ خَيْرًا غُفِرَ لَهُ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْر

“Barangsiapa yang duduk di tempat ia salat ketika ia usai mengerjakan salat subuh sampai ia mengerjakan dua rakaat salat dhuha, dan ia tidak mengatakan kecuali hal-hal baik, maka diampunialah kesalahan-kesalahannya meskipun lebih banyak dari buih di lautan.” (HR. Abu Dawud)

Masuk Daftar Penghuni Surga Illiyin

Ketiga, akan dicatat oleh malaikat, di antar menghadap Allah, dan didokumentasikan dalam ‘illiyyin, demikian pendapat ‘Abd al-Muhsin al-‘Abbad.

Catatan tersebut akan terdokumentasikan dengan baik di ‘illiyyin, yakni catatan amal baik yang ada di bawah ‘arsy atau ada juga yang mengatakan sebagai surga yang paling tinggi (‘illiyin). Ini sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Umamah.

صَلاَةٌ فِى أَثَرِ صَلاَةٍ لاَ لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِى عِلِّيِّينَ

“Salat sesudah salat dan tidak ada di antara keduanya hal-hal yang sia-sia, akan dicatat di ‘illiyyin.”

Pada dasarnya hadis ini umum. Bisa saja semua salat wajib setelah salat wajib. Atau salat sunah setelah salat wajib, dengan catatan antara keduanya tidak ada hal sia-sia dan hanya diisi dengan kebaikan-kebaikan. Pahalanya sama saja. Itulah alasan mengapa Abu Dawud memasukkannya pada pembahasan salat Dhuha.

Menolak Marabahaya

Keempat, agar terhindar dari kelalaian dan mara-bahaya. Demikian pendapat al-‘Adzim Abadi dalam Syarh Sunan Abi Dawud.

Yang dimaksud dari kelalaian adalah perbuatan dosa yang akan diampuni oleh Allah. Ini sebagaimana diriwayatkan dalam hadis Qudsi dari Nu’aim bin Hammar dari Rasulullah Saw.

يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لاَ تُعْجِزْنِى مِنْ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ فِى أَوَّلِ نَهَارِكَ أَكْفِكَ آخِرَهُ

Allah Swt berfiman: “Wahai anak Adam jangan sampai terlewat darimu untuk mendekatkan diri kepada-Ku dengan mengerjakan empat rakaat di awal siangmu, maka Aku akan memenuhi sisa harimu.”

Itulah empat keutamaan salat dhuha dari riwayat-riwayat yang terhimpun dalam Sunan Abi Dawud. Semoga kita senantiasa diberikan kemampuan untuk mengerjakannya. Amin. Wallahu a’lam.

[ad_2]

Sumber Berita harakah.id

#Empat #Keutamaan #Salat #Dhuha #Yang #Terakhir #Bikin #Merinding

Advertisement
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Copyright © 2021 BagyaNews.com. . All Rights Reserved