Asbabun Nuzul Surat Al-Ankabut Ayat 1-4 ini terkait dengan peristiwa yang dialami kaum Muslim yang tinggal di Mekkah, ketika Rasulullah hijrah ke Madinah. Foto/ist
Surat Al-Ankabut adalah surat yang termasuk golongan Makkiyah (diturunkan di Mekkah) terdiri 69 ayat. Berikut Asbabun Nuzul Ayat 1-4 dan Ayat ke-8. Dinamakan Al-‘Ankabut yang berarti laba-laba sebagaimana terdapat pada ayat 41 surat ini. Allah mengumpamakan para penyembah berhala dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan menjerat mangsanya, padahal kalau diembus angin atau ditimpa barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur.
Surat Al-Ankabut diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah untuk memperingatkan orang-orang yang beriman kepada Nabi kemudian kembali kepada agama mereka. Ada beberapa ayat dalam Surat Al-Ankabut yang memiliki Asbabun Nuzul.
1. Asbabun Nuzul Ayat 1-4
الم (1) أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (3) أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ أَنْ يَسْبِقُونَا سَاءَ مَا يَحْكُمُونَ (4)
Artinya: “Alif Lam Mim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput dari (azab) Kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu.” (QS Al-‘Ankabut ayat 1-4)
Asbabun Nuzul ayat 1-4 menurut Ibnu Abbas diturunkan karena peristiwa yang dialami kaum Muslim yang tinggal di Mekkah, ketika Rasulullah telah hijrah ke Madinah.
Mereka menderita siksaan fisik dan mental oleh kuam musyrik yang tidak menyukai mereka dikarenakan menjadi pengikut Nabi. Ayat tersebut juga bertujuan untuk memperkuat mereka dalam menjaga keimanan agar semakin kokoh.
Diriwayatkan oleh Khabbab bin al-Aratt bahwa ia berkata: “Kami mengadukan kepada Rasulullah yang dalam keadaan tidur beralaskan sorbannya di sisi Ka’bah, kami mengatakan (bahwa kami menderita berbagai macam siksaan berat dari kaum musyrikin). Apakah kamu tidak akan menolong kami wahai Rasulullah, dengan cara engkau berdoa untuk keselamatan kami dari siksaan tersebut? Rasulullah menjawab, “Orang-orang sebelum kamu juga mengalami hal seperti ini, bahkan lebih hebat lagi. Seseorang yang karena keimanannya yang membaja kepada Tuhan ia dihukum, dan digali lubang khusus untuknya. Diletakkan gergaji di atas kepalanya. Kemudian gergaji itu diturunkan perlahan-lahan, sehingga tubuh orang itu terbelah dua. Ada pula yang badannya disisir dengan sisir besi runcing yang sudah dipanaskan. Namun mereka tidak mau mundur dari keyakinan agamanya. Demi Allah, agama ini pasti akan kutegakkan juga, sehingga amanlah musafir yang sedang dalam perjalanan dari shan’a’ ke Hadhramaut. Mereka tidak takut kecuali hanya kepada Allah, walaupun serigala-serigala mengelilingi binatang ternaknya. Tetapi kamu terlalu ingin cepat berhasil.” (Riwayat Al-Bukhari)
2. Asbabun Nuzul Ayat 8
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حُسْنًا ۗوَاِنْ جَاهَدٰكَ لِتُشْرِكَ بِيْ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا ۗاِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Artinya: “Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Al-‘Ankabut ayat 8)
Sebab turunnya ayat ke-8 ini adalah kejadian yang menimpa Sa’id bin Abi Waqqas. Berhari-hari ibunya mogok makan dikarenakan anaknya telah masuk Islam dan dipaksa untuk keluar dari agama Islam. Maka dari itu Allah menurunkan ayat ke-8 yang memerintahkan taat kepada orang tua selama perintahnya tidak bertentangan dengan aturan Allah.
Mengenai larangan taat kepada makhluk dalam berbuat maksiat disebutkan dalam hadis sahih, yakni: ” Tidak boleh taat kepada makhluk (manusia) dalam mendurhakai Tuhan (Khaliq) .” (HR Ahmad dari Ali bin Abi Thalib)
(rhs)