BAGYANEWS.com — Ibadah Besar Insan Normal: Bagya Mulyanto, Direktur Keuangan Perum Bulog
Ibadah bukanlah semata-mata tentang ritual keagamaan di dalam tempat ibadah, tetapi juga dapat dimaknai dalam peran yang diamanahkan kepada seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Seperti yang diwujudkan oleh Bagya Mulyanto, Direktur Keuangan Perum Bulog, ia memandang pekerjaannya dalam mengurus keuangan perusahaan yang bertanggung jawab menyediakan bahan pangan untuk masyarakat sebagai ibadah besar.
Artikel ini akan mengulas bagaimana semangat ini menggerakkan Bagya dalam menjalani perannya sebagai seorang profesional dan pelayan masyarakat.
Latar Belakang
Bagya Mulyanto adalah lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Ia memegang tanggung jawab penting sebagai Direktur Keuangan Perum Bulog, sebuah Badan Usaha Milik Negara yang bertugas menyediakan kebutuhan pangan pokok untuk masyarakat.
Ia menganggap menyediakan bahan pangan untuk rakyat sebagai sebuah ibadah besar, karena kebutuhan perut tidak dapat ditawar dan bahan pangan pokok harus selalu tersedia bagi masyarakat.
Peran Strategis Perum Bulog
Perum Bulog memiliki tiga komoditas pokok yang menjadi tugasnya yaitu beras, jagung, dan kedelai. Bagya Mulyanto sangat menyadari betapa pentingnya menjaga ketersediaan dan kestabilan harga komoditas ini agar dapat terjangkau oleh masyarakat. Komoditas jagung yang saat ini lebih banyak digunakan untuk pakan hewan, seperti ayam, juga harus dijaga stabilitas harganya untuk mencegah kesulitan bagi peternak ayam.
Tantangan di Masa Pandemi
Bagya Mulyanto dan timnya di Perum Bulog juga harus menghadapi tantangan berat selama masa pandemi COVID-19. Bulog harus mendistribusikan bantuan pangan untuk rakyat yang membutuhkan. Pengalaman ini membekas di benak Bagya dan karyawan Bulog, namun semangat ibadah dan tanggung jawab tetap menggerakkan mereka untuk melaksanakan tugas dengan penuh dedikasi dan rasa takut harus ditepis.
Manajemen Keuangan dan Pajak
Sebagai seorang Direktur Keuangan, Bagya Mulyanto menjalankan manajemen keuangan perusahaan dengan prinsip benefit-cost ratio. Ia memberikan keleluasaan pada stafnya untuk merumuskan program kegiatan dengan pertimbangan manfaat dan biaya yang harus dikeluarkan.
Pajak juga menjadi fokus penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Bagya memandang pajak sebagai bagian dari redistribusi pendapatan dan menganggapnya sebagai ibadah yang tidak boleh dilewatkan. Bagya selalu menekankan pada stafnya untuk tertib dalam membayar pajak dan menjalankan kewajiban pajak dengan baik.
Dalam artikel di majalah Pajak disebutkan, Bagya Mulyanto adalah contoh nyata dari insan normal yang mampu menggabungkan peran profesional sebagai Direktur Keuangan Perum Bulog dengan semangat ibadah yang besar.
Baginya, menyediakan kebutuhan pangan pokok untuk masyarakat adalah sebuah bentuk ibadah yang sangat berarti. Semangat inilah yang memandu langkahnya dalam menjalankan tanggung jawabnya dan berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.
Dalam mengelola keuangan perusahaan, Bagya Mulyanto juga memberikan perhatian khusus pada pembayaran pajak sebagai bentuk tanggung jawab dan ibadah kepada negara.
Akhir kata, semoga semangat dan dedikasi Bagya Mulyanto dapat menjadi inspirasi bagi banyak insan untuk melihat pekerjaan dan tanggung jawab mereka sebagai sebuah ibadah yang besar dalam melayani masyarakat dan berkontribusi bagi kebaikan bersama.
BACA JUGA: majalah MATRA edisi Juli 2023, klik ini