Merayakan Idul Fitri umat muslim dianjurkan berpenampilan terbaik, namun khusus muslimah ada hal-hal yang harus diperhatikan saat berpenampilan tersebut agar merayakan Idul Fitri menjadi berkah untuknya. Foto ilustrasi/ist
Berpenampilan terbaik saat
merayakan Idul Fitri biasanya menjadi dambaan kaum muslimah. Apalagi, momen tersebut yang paling ditunggu setelah menjalankan ibadah puasa wajib dan ibadah sunnah lainnya selama sebulan penuh.Namun agar Idul Fitri yang akan kita rayakan ini penuh keberkahan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan muslimah terutama dalam penampilannya. Dirangkum dari berbagai sumber, inilah
cara berpenampilan muslimah agar
merayakan Idul Fitri memberi keberkahan kepada kita. Hal tersebut antara lain:
1. Tidak Tabarruj
Ketika Idul Fitri, disunnahkan Rasulullah untuk kaum muslim adalah memakai pakaian terbaik. Banyak di antara kita, khususnya muslimah memaknai salah tentang sunnah tersebut. Yang terjadi, demi berpenampilan terbaik, para muslimah justru berlomba-lomba berpenampilan melebihi batasan yang disyari’atkan.
Berpenampilan berlebihan sehingga bisa mengundang syahwat lawan jenis ini disebut Tabarruj. Tabarruj dalam Islam dilarang, Rasulullah dalam suatu hadis mengatakan,
“….salah satu di antaranya adalah wanita-wanita yang berpakaian namun telanjang (tidak menutup seluruh tubuhnya, atau berpakaian namun tipis, atau berpakaian ketat) yang melenggak-lenggokkan kepala. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium bau surga.” (HR. Muslim).
Berdandan diperbolehkan dengan niat agar tidak berpenampilan buruk. Terlebih lagi, berdandan diperbolehkan asal tidak berlebihan dan menimbulkan syahwat lawan jenis. muslimah tetap dapat berpenampilan baik dengan riasan wajah yang sederhana dan natural. Dengan sifat dan kepribadian yang baik pula, seorang muslimah makin terlihat cantik.
2.Tidak Bersentuhan dengan Lawan Jenis
Sunnah yang diajarkan Rasulullah ketika hari raya Idul Fitri adalah memberi salam dan mengucapkan “taqobbalalloohu minnaa wa minkum” kepada setiap muslim yang ditemui.
Namun, masih banyak dari kita yang dengan sengaja memberi salam sambil bersentuhan tangan dengan lawan jenis. Hal tersebut dinilai masih dapat ditoleransi dengan alasan tak enak. Padahal dibalik itu, Allah melarang keras seorang laki – laki dan wanita yang bukan mahram untuk bersentuhan bahkan berpandangan.
Allah Ta’ala berfirman:
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka” (QS an-Nuur: 30-31).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh jika kepala seorang laki-laki ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik baginya dari pada dia menyentuh seorang perempuan yang tidak halal baginya.“ (HR ath-Thabarani).
Agar tetap mendapat keberkahan di hari raya dan menjauhi perbuatan dosa, sebaiknya kita menjauhi perbuatan ini. Perasaan tak enak yang sering muncul akan perlahan hilang sambil kita memberi penjelasan. Ucapkan salam sambil memberi senyum tanpa menyentuh tangan lawan jenis.
3.Tidak Berghibah
Sudah menjadi alasan umum, ketika bersilaturahmi kita juga berkomunikasi atau ngobrong dengan saudara atau teman. Namun, ketika berkomunikasi itu, hindarilah atau jangan sampai pembicaraan kita menjadi hal yang Allah amat larang yakni ghibah atau menggunjing orang lain.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Apakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allaah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al – Hujurat : 12)
Dalam sebuah hadis riwayat Ahmad dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Kami pernah bersama nabi tiba-tiba tercium bau busuk yang tidak mengenakan. Kemudian Rasulullah bersabda, Tahukah kamu, bau apakah ini? Ini adalah bau orang-orang yang mengghibah kaum mu’minin.”
Memaknai Idul Fitri dengan Baik
Idul Fitri memiliki banyak makna. Makna Idul Fitri secara harfiah adalah festival atau perayaan. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada umatnya untuk memaknai Hari Raya Idul Fitri sebagai kemenangan.
Gerbang baru bagi orang-orang yang telah menjadi pribadi lebih baik. Baik dari segi apapun, misalnya dari ibadah, sifat, atau penampilan. Namun, makna baik dalam hal ini adalah hal-hal yang makin mendekatkan diri dengan Allah. Semakin patuh terhadap perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Maka dari itu, jangan nodai Hari Raya Idul Fitri yang suci ini dengan perbuatan-perbuatan yang dapat menjerumuskan kita kepada api neraka.
Perayaan Idul Fitri sendiri akan berlangsung selama dua hingga tiga hari, di mana pada pagi hari di hari pertama Idul Fitri umat Islam akan melakukan sholat Ied. Di saat yang bersamaan umat Islam akan saling mengucapkan selamat Idul Fitridan bermaaf-maafan.
Wallahu A’lam.
(wid)