Tiga organisasi Islam tertua ini lahir sebelum kemerdekaan RI. Hingga kini tetap eksis dan memiliki banyak pengikut. Foto/Ist
Sebelum Indonesia merdeka Tahun 1945, terdapat beberapa organisasi Islam yang lahir dan tetap eksis hingga sekarang. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi berdirinya organisasi Islam di Indonesia.Di antaranya faktor pendidikan dan sosial kemasyarakatan, keprihatinan terhadap kondisi umat, keinginan melawan kolonialisme, untuk kepentingan dakwah Islam, amar makruf dan lainnya.
Sebagian besar organisasi Islam di Indonesia lahir setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Namun, ada tiga organisasi Islam terbesar yang lahir sebelum kemerdekaan.
Ketiganya merupakan organisasi Islam tertua yang hingga kini tetap eksis dan memiliki banyak pengikut:
1. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam tertua yang lahir di Yogyakarta pada 18 November 1912. Organisasi ini didirikan oleh KH Ahmad Dahlan dan murid-muridnya di sebuah Langgar Kidul, Kauman Yogyakarta.
Muhammadiyah merupakan organisasi yang punya banyak pengikut di Indonesia. Dalam perkembangannya, organisasi ini sudah bergerak di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi hingga merambah ke Filantropi.
Pada mulanya berdirinya organisasi ini hanya berfokus pada bidang pendidikan, kesehatan dan pengentasan kemiskinan melalui Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO). Pesatnya organisasi Muhammadiyah karena memiliki struktur dari tingkat pusat, wilayah, daerah hingga ranting. Bahkan organisasi ini sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk wilayah Papua dan NTT.
Beberapa tokoh penting dalam sejarah organisasi Muhammadiyah yaitu KH Ahmad Dahlan (pendiri), KH Ibrahim, KH Hisyam, KH Mas Mansur, Ki Bagoes Hadikoesoemo. Tokoh-tokoh Muhammadiyah itu merupakan pemimpin organisasi sebelum kemerdekaan Indonesia.
2. Persatuan Islam (Persis)
Organisasi Islam tertua berikutnya ialah Persatuan Islam (Persis). Organisasi Islam ini lahir di Bandung pada tanggal 12 September 1923 didirikan oleh Haji Zamzam, Haji Muhammad Yunus dan A Hassan.
Dalam perkembangannya, Persis berusaha mengembalikan kaum muslimin kepada ketekunan terhadap ajaran Al-Qur’an dan Hadist; menghidupkan jihad dan dakwah kepada segenap masyarakat; mendirikan pesantren dan sekolah untuk mendidik kader Islam.
Berbeda dengan organisasi lainnya, Persis adalah sebuah organisasi yang tidak terlalu berminat menambah jumlah anggotanya. Pembentukan cabang atau pun kepengurusannya tergantung pada inisiatif peminat semata dan bukan instruksi dari pusat.
3. Nahdlatul Ulama (NU)
Nahdlatul Ulama (NU) merupakan salah satu organisasi Islam tertua dan terbesar di Indonesia. NU lahir di Surabaya pada tanggal 16 Rajab 1344 H atau bertepatan 31 Januari 1926 Masehi.
Organisasi ini didirikan oleh beberapa tokoh ulama seperti, KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah dan para ulama lainnya ketika upaya reformasi mulai meluas. Dalam sejarahnya, pendirian NU tidak dapat dipisahkan dari paham Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja). Ajaran ini bersumber dari Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma (kesepakatan para ulama) dan Qiyas.
Seperti halnya Muhammadiyah, NU juga berkembang pesat di Indonesia. Terlebih dalam bidang pendidikan, NU telah mendominasi berbagai pondok pesantren di Indonesia.
Berkembangnya NU sebagai organisasi Islam tak luput dari peran para ulama dan pengurus yang tersebar di pusat, wilayah, daerah, sampai dengan kepengurusan ranting.
Selain tiga organisasi di atas, ada beberapa organisasi Islam tertua yang populer di daerah. Seperti Al-Irsyad yang masyhur di Jakarta didirikan pada Tahun 1913. Organisasi Al-Washliyah yang berdiri Tahun 1930, tersebar di Sumatera Utara, Riau, Aceh dan Jawa Barat.
Kemudian, organisasi Alkhairat berpusat di Palu, Sulawesi Tengah, didirikan Tahun 1930. Nahdlatul Wathan lahir Tahun 1953 di NTB. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), berdiri di Yogyakarta Tahun 1947 dan masih banyak lainnya.
Baca Juga: Sejarah Nahdlatul Ulama, Lahir dari Pergulatan Pemikiran Para Kiai
(rhs)